Gangguan emosional-sosial terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, di antaranya:
- Gangguan mood (alam perasaan). Mengutip dari laman Bipolar Care Indonesia, gangguan mood merujuk pada gejala utama berupa perubahan perasaan. Yang cukup umum dikenal berupa depresi (sedih, murung, putus asa) dan mania (perasaan senang berlebihan).
- Gangguan kecemasan (anxiety disorder). Anak juga bisa mengalami cemas. Namun, menyitat situs NHS, bagi sebagian anak, cemas bisa mempengaruhi perilaku dan pemikiran, sehingga cukup mengganggu performa di sekolah, kehidupan di rumah, dan kehidupan sosial mereka.
- Menarik diri dan keterasingan. Anak cenderung menarik diri misalnya karena tidak bisa beradaptasi dengan tuntutan dari lingkungan sosialnya.
- Stres akibat/terkait trauma. Anne berkata, peristiwa bencana dan terorisme di Indonesia turut menjadi stressor yang mengakibatkan angka stres pada anak cukup tinggi.
4. Gangguan perkembangan belajar
Gangguan perkembangan belajar terbagi lagi ke dalam beberapa jenis seperti berikut.
- Autistic spectrum disorder (ASD). Disebut demikian karena istilah ini menaungi berbagai masalah terkait perkembangan otak dan saraf anak. Variasinya beragam antara lain autisme, sindrom asperger, dan sindrom Heller.
- Skizofrenia masa kanak. Gangguan skizofrenia menimbulkan ciri halusinasi, gangguan bicara, delusi, perasaan datar dan tidak selaras, dan kehilangan kehendak.
- Disabilitas intelektual. Gangguan yang mengakibatkan anak lambat dalam mempelajari hal-hal baru karena kemampuan intelegensi di bawah rata-rata anak seusianya.
- Gangguan belajar spesifik, yang biasanya terkait faktor neurologis (saraf).