Mohon tunggu...
Aprilia Rismawati
Aprilia Rismawati Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Diponegoro

Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

KKN UNDIP: Mahasiswa Berikan Bimbel untuk Anak SD di Masa Pandemi

14 Agustus 2020   14:51 Diperbarui: 14 Agustus 2020   19:48 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BANJARNEGARA (14/8). Dengan mempertimbangkan bahwa Indonesia masih berusaha melawan pandemi Covid-19, pihak Universitas menerjunkan mahasiswanya untuk menyelenggarakan KKN tim II Undip 2020 di domisili masing-masing tempat mahasiswa tinggal. Desa Kalilunjar, Banjarnegara yang merupakan tempat tinggal Aprilia Rismawati, mahasiswi KKN Tim II Undip 2020 menjadi lokasi KKN tahun ini.

Aprilia mengadakan kegiatan bimbingan belajar Bahasa Inggris bersama anak-anak Sekolah Dasar sebagai kegiatan baru di tengah pandemi ini. Kegiatan yang bertempat di rumah mahasiswi tepatnya di Desa Kalilunjar RT 02 RW 03 ini telah berlangsung selama 4 minggu. Kegiatan diikuti oleh 33 anak kelas 1-6 Sekolah Dasar (SD) Desa Kalilunjar yang terbagi dalam tujuh kelompok.

Berdasarkan survei yang telah dilakukan pada minggu pertama kegiatan KKN ini, mahasiswi menemukan bahwa anak-anak Desa Kalilunjar lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain bersama-sama dari pagi hingga sore hari tanpa pengawasan orang tua dan penerapan protokol kesehatan.

Urip Risdiyanto selaku Ketua RT 02 mengatakan bahwa bimbingan belajar Bahasa Inggris perlu diadakan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai bahasa tersebut dan sebagai kegiatan baru yang bermanfaat sebelum waktu untuk kembali bersekolah tiba.

"Iya bagus itu mbak, walaupun anak-anak belum mendapatkan mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah tapi bisa kita ajarkan sejak sekarang supaya mereka tidak kaget. Minimal kosakata bahasa Inggris dasar seperti kata door yang artinya pintu.

Anak-anak juga dari pagi sampai sore hanya bermain HP atau bermain bersama teman-temannya. Orang tua juga kurang bisa mengawasi mereka karena sibuk bekerja" ujar Ketua RT 02 ketika ditemui di rumahnya untuk berdiskusi bersama mengenai program yang perlu diadakan di desa setempat.

Kegiatan bimbel bahasa Inggris (dokpri)
Kegiatan bimbel bahasa Inggris (dokpri)

Setiap sebelum memasuki tempat bimbingan belajar, anak-anak diarahkan agar mencuci tangan dengan sabun terlebih dahulu dan menggunakan masker untuk melatih mereka dalam menerapkan protokol kesehatan.

Selama empat minggu, anak-anak telah diajarkan kosa kata bahasa Inggris dasar seperti, nama-nama hari, bulan, angka, abjad, hewan, sayur, buah, anggota tubuh, hingga ucapan-ucapan dasar dalam bahasa Inggris dan masih banyak lagi.

Sementara itu, mahasiswi juga memberikan materi calistung (baca tulis hitung) dan bermain bersama untuk anak-anak PAUD dan TK yang turut mengikuti bimbingan belajar ini. Hingga akhir pertemuan, antusias anak-anak masih tinggi.

Bahkan, beberapa dari mereka meminta untuk tetap melanjutkan kegiatan bimbingan belajar ini dan terus menanyakan kapan jadwal mereka untuk datang lagi.

Selain mengadakan program bimbingan belajar, mahasiswi juga mengadakan kegiatan penyuluhan Adaptasi Kebiasaan Baru, langkah mencuci tangan yang benar, dan cara pembuatan disinfektan kepada warga setempat.

Kegiatan ini didasari dengan pengamatan mahasiswi yang melihat bahwa warga Kalilunjar masih abai dan kurang memiliki pemahaman yang cukup mengenai protokol kesehatan dan apa saja yang dapat dilakukan untuk mencegah penyebaran virus ini.

Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru, langkah mencuci tangan yang benar, dan pembuatan disinfektan bersama warga (dokpri)
Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru, langkah mencuci tangan yang benar, dan pembuatan disinfektan bersama warga (dokpri)

Terhitung mulai dari minggu keempat hingga kelima, mahasiswi mengadakan sosialisasi kepada tujuh warga yang bersedia menghadiri kegiatan ini. Materi yang diberikan dalam kegiatan ini adalah mengenai Adaptasi Kebiasaan Baru.

Seperti yang mahasiswi sampaikan, Adaptasi Kebiasaan Baru dinarasikan untuk mengganti istilah New Normal yang bertujuan agar masyarakat meninggalkan kebiasaan lama yang dapat menjadi sumber penyebaran virus seperti, berjabat tangan, cipika-cipiki, malas cuci tangan, dll.

Sedangkan kebiasaan baru yang harus diterapkan masyarakat adalah kebiasaan seperti tidak bersalaman dulu, menjaga pola hidup bersih, menjaga imunitas tubuh, jaga jarak, gunakan uang elektronik, sering mandi, dan menggunakan masker bila berada dikerumunan. Sosialisasi ini dilanjutkan secara door to door dengan media berupa poster yang akan dibagikan kepada warga RT 02.

Selain itu, agar sosialisasi dapat mencakup seluruh sasaran, yaitu warga Kalilunjar, mahasiswi membuat video sosialisasi yang diunggah pada channel Youtube mahasiswi dan juga disebarkan melalui WhatsApp Group warga. Tidak hanya itu, sebagai salah satu cara untuk mencegah penyebaran virus, pembuatan disinfektan dengan produk rumah tangga turut diajarkan mahasiswi kepada warga setempat.


Penulis: Aprilia Rismawati (mahasiswi Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro)

Editor: Dr. Amirudin, MA. (Dosen KKN)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun