Mohon tunggu...
Apriliansyah
Apriliansyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Jurnalis dan pecinta fotografi

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Sekelumit Kisah Perjuangan Tenaga Medis COVID-19

5 April 2020   15:04 Diperbarui: 5 April 2020   22:03 1926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para tenaga medis COVID-19 usia bertugas di RSUD Marsidi Judono Belitung (dokpri)


Cukup beragam sekelumit kisah perjuangan para tenaga medis yang saat ini tengah berjuang merawat para pasien COVID-19 dan terkadang tidak nampak di hadapan mata kita. Sebagai garda terdepan, tenaga medis memiliki resiko paling tinggi terpapar virus corona baru atau COVID-19. 

Namun berkat ketekunan, keuletan dan kesabaran mereka dari balik tabir sunyi ruang isolasi ketika menjalankan tugas sehingga jumlah pasien COVID-19 khususnya di Indonesia terus bertambah.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto, Sabtu (4/5/2019) sore menyatakan sebanyak 150 pasien COVID-19 dinyatakan sembuh.

Meskipun jumlah pasien yang terinfeksi terus bertambah, Yurianto mengajak masyarakat untuk terus mematuhi protokol kesehatan, menjaga jarak, dan menghindari kerumunan guna memutus mata rantai penyebaran virus COVID-19.

Dari Balik Tabir Sunyi Ruang Isolasi

Namanya, Juliana (30) pada hari itu, Kamis (2/4/2020) perempuan berambut pirang ini baru selesai bertugas merawat satu pasien positif COVID-19 di ruang isolasi RSUD Marsidi Judono Kabupaten Belitung, Provinsi Kepualauan Bangka Belitung.

Ia tidak sendiri, koleganya yang juga sama bertugas pasien COVID-19 juga ikut mendampingi yakni, Yeyen Sridamayanti (34) dan Kiki Srihandayani (32) tidak nampak wajah lelah dari raut dan mimik tubuh mereka. Penulis meyakini ada senyum kebanggaan yang mereka sembunyikan di balik masker yang dikenakannya.

"Alhamdulillah, kondisi pasien 034 yang positif COVID-19 kondisinya mulai membaik dan stabil. Dia (pasien) bisa mandiri dan tidak menggunakan alat bantu pernapasan," kata Juliana mengawali perbincangan kami siang itu.

Ia menuturkan, sejak ditunjuk untuk bertugas merawat pasien positif COVID-19 tidak ada rasa ketakutan sama sekali dan menganggap itu adalah hal biasa dan sudah menjadi tanggung jawab dirinya sebagai seorang tenaga medis.

"Rasa cemas ada karena kami punya keluarga di rumah. Tetapi ini namanya tugas dan kami sudah disumpah siap ditempatkan di mana saja jadi kami terima," ujarnya tegas.

Ibu dari dua anak ini sebelumnya memang sudah ditugaskan oleh pihak RSUD Marsidi Judono Belitung untuk merawat pasien-pasien yang menderita TBC serta gangguan pernapasan lainnya di ruang isolasi "airbone" Rumah Sakit setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun