Mohon tunggu...
Aprilia Saputri
Aprilia Saputri Mohon Tunggu... Lainnya - PPNP

Let's Get It

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di CV.X

21 Januari 2021   18:41 Diperbarui: 21 Januari 2021   18:53 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sengatan listrik disebabkan karena aliran arus listrik melalui tubuh. Tingkat keparahannya bergantung pada besarnya arus. Sengatan listrik sebesar 1 mA biasanya menyebabkan rasa kesemutan/geli yang tidak nyaman. Masalah utama pada listrik adalah tidak terlihat dan tidak bisa diraba. Kita tahu ada listrik setelah melihat akibatnya, misal lampu menyala, kipas berputar, dan sebagainya. Ada tiga bahaya yang diakibatkan oleh listrik yaitu kesetrum (sengatan listrik), panas atau kebakaran, dan ledakan. Kesetrum atau sengatan listrik akan dirasakan jika arus yang mengalir lebih dari 5 mA. Pada arus yang kecil, aliran arus hanya akan mengakibatkan kesemutan atau kehilangan kemampuan untuk mengendalikan tangan. Pada arus yang besar, arus listrik bisa membakar kulit dan daging. Yang paling bahaya adalah jika arus tersebut mengalir melalui jantung dan otak. Hal yang membahayakan dari listrik adalah aliran arus listrik bukan tegangan listrik. Walaupun tegangannya tinggi, bisa saja tidak membahayakan asalkan arusnya kecil.

Resiko selanjutnya pada ruang pengolahan daging dan sosis, didalam ruangan ini terdapat beberapa mesin yang beresiko luka pada tubuh contohnya seperti mesin bone saw dan  grinder. Mesin bone saw adalah mesin pengolah makanan yang dirancang secara khusus untuk memotong daging beku dan tulang menjadi potongan yang lebih kecil. Sesuai namanya, bone saw berfungsi untuk memotong tulang yang melekat pada bagian daging tertentu. Cara manual seperti memakai pisau daging memang masih diterapkan. Sayangnya, pisau-pisau tersebut tidak berumur panjang dan bisa tumpul dalam waktu cepat kalau terlalu sering digunakan.
Mesin pemotong daging (bone saw) memiliki mata pisau yang sangat tajam sehingga dalam sekali tekan tombol, daging atau tulang akan terpotong dan kemungkinan besar akan menimbulkan kecelakaan kerja apabila karyawan tidak berhati-hati dalam menggunakan mesin. Masalah yang sering terjadi saat menggunakan mesin ini yaitu mata pisau putus, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan seperti tangan luka atau putus maka karyawan diwajibkan memakai APD (alat pelindung diri) seperti sarung tangan kain. Alat Pelindung Diri (APD) adalah peralatan yang dipakai untuk meminimalkan paparan kecelakaan serius dan mencegah penyakit akibat kerja. Suatu cedera dan penyakit dapat terjadi akibat kontak yang bermasalah dengan bahan dan mesin di tempat kerja. APD adalah alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari potensi bahaya di tempat kerja. Tujuan dari penggunaan APD untuk mengurangi kejadian cedera dan penyakit dikalangan pekerja industri.

APD berperan sebagai pembatas antara pengguna dengan lingkungan kerja. Hal itu sering dirasakan adanya suatu beban tambahan pada pemakainya yang mengganggu kenyamanan mereka untuk melaksanakan pekerjaan dan ketidak-nyamanan. Desain ergonomis yang baik dapat membantu untuk meminimalkan hambatan-hambatan dan dapat membantu untuk memastikan kondisi kerja yang aman dan sehat melalui penggunaan yang benar dari APD (Reza, et. Al., 2017). Sejauh ini sangat sedikit kasus kecelakaan kerja akibat meshin bone saw karena karyawan dibidang pengolahan sudah paham dengan tanda-tanda jika mata pisau akan putus, salah satu tandanya yaitu mata pisau mulai melonggar dan putarannya sudah tidak lurus lagi. Jika karyawan merasakan hal ganjil tersebut maka mereka langsung mematikan mesin dengan mencabut kabel pada stop kontak dan membongkar mesin untuk mengambil mata pisaunya.

Mesin grinder adalah mesin yang digunakan untuk menghancurkan daging hingga halus sehingga memudahkan untuk proses selanjutnya dalam pembuatan makanan. Mesin ini sangat cocok digunakan untuk menggiling daging yang akan digunakan untuk bahan membuat bakso ataupun sosis. Pada saat mengolah daging, salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah ukuran potongan yang dimasukkan kedalam mesin. Ukuran potongan yang pas adalah 3-5 cm.
Ada beberapa resiko yang ditimbulkan pada mesin grinder contohnya yaitu pada proses penggilingan daging, apabila karyawan tidak berhati-hati dalam mengoperasikan mesin, maka besar kemungkinan akan terjadi kecelakaan kerja yang menyebabkan kecacatan pada bagian jari tangan. Kecepatan mesin yang tinggi membuat tangan bisa tersangkut dan ikut tergiling, tentunya kondisi ini sangat membahayakan keselamatan pekerja. Sejauh ini sangat kecil kemungkinan terjadi kasus kecelakaan kerja akibat mesin grinder karena karyawan di CV.X selalu berhati-hati dalam mengoperasikan mesin apapun saat bekerja. Hal inilah yang sangat diuntungkan dari diri karyawan yaitu kesadaran akan pentingnya mematuhi SOP dan K3 di perusahaan serta penggunaan APD yang lengkap.
Penggunaan mesin canggih sangat populer dikalangan pendiri industri atau pabrik, karena dengan adanya mesin yang canggih dapat menolong kegiatan atau pekerjaan manusia agar lebih efisien dalam waktu penyelesaiannya. Saat ini, mesin telah digunakan sebagai mesin yang memiliki otomatisasi tinggi dan presisi, mempunyai peranan yang begitu penting bagi manusia untuk digunakan dalam pekerjaan yang dirasa sangat penting. Maka dari itu, banyak perusahaan menciptakan serta menggunakan mesin dalam segala hal.

Penggunaan mesin yang canggih selain memberi manfaat pada penggunanya juga memiliki dampak kecelakaan kerja apabila tidak digunakan sesuai prosedur yang ada. Salah satu dari mesin canggih ini berada pada divisi roti yaitu mesin penghalus atau penipis adonan roti. Karyawan pada CV.X sangat berhati-hati dalam menggunakan mesin ini karena kesadaran diri akan keselamatan kerja selalu ditanamkan pada diri karyawan. Pada saat mengoperasikan mesin ini, fokus karyawan akan tertuju pada mesin terutama saat membolak-balikkan adonan roti. Sebagai tanda bahwa mesin ini memiliki tingkat resiko kecelakaan kerja yang tinggi, karyawan pada divisi roti tidak mengizinkan anak magang mencoba menggunakan mesin karena selain keterampilan mereka yang tidak se-terampil karyawan, fokus mereka anak magang juga belum sepenuhnya kepada mesin. Terkadang mereka masih bisa sambil bercanda tanpa melihat mesin yang terus berputar yang dapat membahayakan anggota tubuh mereka jika sudah terluka.

Resiko lain yang sering terjadi di CV.X pada divisi roti adalah pada proses pemanggangan roti menggunakan oven, suhu oven yang tinggi dapat menyebabkan luka bakar pada tubuh. Pada saat pemanggangan roti, karyawan selalu melapisi tangan dengan sarung tangan berlapis-lapis agar terhindar dari kecelakaan yang tidak diinginkan. Kecelakaan kecil yang sering terjadi adalah pada saat memindahkan roti yang telah masak pada loyang, cetakan yang masih panas bisa mengenai tangan atau kaki jika tidak berhati-hati saat memindahkan roti dari cetakan. Meskipun sudah menggunakan sarung tangan dan pakaian panjang yang tertutup, tubuh masih bisa terkena cetakan yang masih panas apabila pakaian digulung keatas contohnya pada baju, karena suhu didalam ruangan panas pada saat memanggang roti maka baju lengan di singsingkan keatas agar tidak kegerahan dan tanpa sengaja terkena tangan pada saat memindahkan roti dari cetakan. Pada orang biasa keadaan ini tentunya sudah lumrah terjadi tapi tidak untuk semua orang, contohnya ada salah satu anak magang yang tangannya terkena cetakan panas dan menimbulkan luka yang panjang dan dalam lalu keesokan harinya anak magang tersebut langsung demam. Kondisi ini tentunya sangat disayangkan karena anak magang tersebut kurang fokus terhadap apa yang dikerjakannya.

Pelajaran yang bisa diambil dari penerapan K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) ini yakni kita harus selalu hati-hati dan menjaga diri dimanapun kita berada dan apapun yang kita kerjakan. Pada saat bekerja selalu utamakan kesehatan dan keselamatan diri dengan mematuhi SOP pada perusahaan dan menggunakan APD yang lengkap dan tepat.

Kesimpulan yang bisa diambil dari penerapan K3 di CV.X ini yaitu karyawan d CV.X sadar akan pentingnya K3 dan penggunaan APD yang baik dan benar saat bekerja agar terhindar dari kejadian yang tidak diinginkan, tentunya kita semua tau tidak seorangpun manusia yang ingin terluka baik fisik maupun mental. Ini bisa menjadi nilai plus untuk karyawan di CV.X karena bisa menerapkan SOP dan K3 yang berlaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun