Mohon tunggu...
Aprilia Ferdiana
Aprilia Ferdiana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Menuliskan sesuatu yang semoga bisa menginspirasimu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Pilihan

4 Juli 2020   14:38 Diperbarui: 4 Juli 2020   14:35 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menginjakkan kaki di lantai saat beranjak bangun tidur di pagi hari, bisa disebut sebagai pilihan pertamamu di hari itu. Sambil berjalan melewati ruang tengah dengan rasa kantuk yang masih tersisa, kau pun tersadar bahwa hari ini adalah weekend. Menyesal sekali rasanya bangun pagi seperti ini. Ingin kembali ke pulau kapuk namun mata terlanjur kehilangan minatnya untuk beristirahat.

Kita semua heran, oh, tidak semua. Hanya beberapa saja yang mungkin pernah mengalami hal yang sama. Kenapa mudah sekali bangun pagi di hari ketika kita tak menginginkannya. Apalagi weekend, ingin rasanya bermalas-malasan untuk membalas dendam rasa lelah di hari kerja. Sedangkan di hari biasanya, kita perlu alarm yang setia membangunkan dari mimpi yang kadang berhenti saat sedang indah-indahnya.

Perlu kita sadari bahwa semua yang terjadi bukanlah mengalir begitu saja, bisa saja ada pertanda dari Tuhan yang disampaikan oleh semesta melalui kejadian kecil sekalipun di hidup kita. Kita selalu berdoa untuk kehidupan yang lebih baik dari sekarang, siang malam tanpa henti dan berharap akan segeranya doa terkabul. Jenuhnya mengulang perkataan yang sama, tentu pernah dirasakan oleh setiap hamba yang benar-benar berharap padaNya. Namun bagi mereka, belum sekarang tidaklah mengapa. Dia jauh lebih tau kapan waktunya tiba.

Namun jangan selalu berdiam dan berdoa saja, bisa saja kita yang kurang peka terhadap kode yang telah Tuhan beri. Seperti tadi, selalu saja terbangun lebih pagi dari yang diinginkan. Sedangkan doa-doa selalu dihiasi dengan perkataan ingin kehidupan yang lebih baik. Mungkin ini pertanda bahwa kita harus segera action menggunakan kesempatan untuk hal-hal positif seperti memperbaiki ibadah, mengembangkan hobi baru, meningkatkan kebugaran tubuh, memperluas jaringan, atau hal lain yang membuat kita tidak statis. Namun tak jarang pada kenyataannya banyak yang memilih untuk melakukannya nanti saja. Masih ada waktu, pikir seorang manusia.

Semua pilihan ada di tangan kita yang menjalaninya. Dalam diam pun otak kita memilih untuk memikirkan apa yang paling diinginkan, mungkin saja paling berpengaruh pada keadaan saat itu untuk keadaan yang diinginkan kedepannya. Otak, terus mencari cara, memilih apa yang harus tuannya lakukan. Inilah kekuatan pikiran dalam membuat suatu pilihan. Gunakanlah sebaik-baiknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun