Mohon tunggu...
Aprilia Putri Laurina
Aprilia Putri Laurina Mohon Tunggu... Human Resources - Undergraduate of Mechanical Engineering

College student of Magister Business Administration in Technology

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Waspada Sifat Materialistis Bikin Doyan Belanja Online

14 November 2020   09:57 Diperbarui: 14 November 2020   10:00 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Belanja Online. Sumber: FreeRange Stock

Dewasa ini, berbelanja tidak lagi hanya tentang membeli bahan pokok sehari -- hari. Banyak orang berbelanja untuk kesenangan tersendiri maupun untuk show-off tentang kebahagiaan, power ataupun kesuksesan. Perilaku tersebut disebut perilaku pembelian impulsif yang dalam hal ini disebabkan oleh sifat materialistis.

Sifat materialistis menganggap bahwa kepemilikan barang sangatlah penting bagi identitas pribadi seseorang. Memiliki suatu barang dianggap bisa menggambarkan kesuksesan pribadi seseorang secara finansial, menaikkan popularitas dan status sosial.

Sedangkan, perilaku pembelian impulsif adalah perilaku pembelian yang terjadi secara tidak terencana dan mengambil keputusan pembelian tanpa berpikir panjang. Perilaku pembelian impulsif biasanya didorong oleh emosi sesaat dari dalam diri konsumen sebagai reaksi terhadap pemicu eksternal seperti lingkungan belanja, diskon produk, dan tentunya sifat materialistis.

Terlebih lagi, dalam era globalisasi ini, aktivitas berbelanja dipermudah dengan adanya internet. Dilansir dari statisca.com, pendapatan di pasar online diproyeksikan mencapai US $2.411.638 juta pada tahun 2020. Semakin bertumbuhnya pasar online dengan pesat, para pemasar harus melakukan berbagai cara untuk menarik perhatian konsumen. Dalam hal ini, pemahaman akan perilaku konsumen sangatlah diperlukan, tentunya perilaku impulsif konsumen adalah perilaku yang sangat diinginkan oleh pemasar.

Pemasar dapat memanfaatkan perilaku pembelian impulsif yang ada pada konsumen, dengan melakukan strategi pemasaran yang memanfaatkan sifat materialistis dari konsumen. Perasaan bahagia dan bangga yang didapatkan konsumen saat berbelanja dapat dimanfaatkan oleh pemasar untuk meningkatkan penjualan.

Dengan adanya sifat materialistis, para konsumen akan merasa bangga dan bahagia akan kepemilikan suatu barang. Sifat materialistis membuat konsumen mengonsumsi barang yang dapat menaikkan derajatnya tanpa memperhatikan manfaat barang yang dibeli.

Sebagai contoh, konsumen materialistis yang awalnya sedang menjelajahi online shop hanya untuk hiburan, akan bertindak impulsif dengan berbelanja secara spontan apabila tiba -- tiba melihat diskon yang besar dan menggiurkan tanpa memedulikan nilai guna dari barang tersebut. Sifat materialistis ini, dan akses terhadap internet yang mudah dapat menimbulkan kecanduan pada diri konsumen untuk kerap melakukan kegiatan belanja yang bersifat impulsif secara online.

Kemudian, sebagai konsumen apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah perilaku pembelian impulsif? Ada beberapa cara yang bisa kita terapkan, seperti:

1. Membuat daftar belanja 

Sebelum melakukan belanja online, penting untuk membuat rencana dan daftar belanja untuk menghindari perilaku berbelanja tanpa rencana, dan tentunya penting untuk mematuhi daftar belanja tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun