Mohon tunggu...
Apriani Dwi Resmiyati
Apriani Dwi Resmiyati Mohon Tunggu... -

Professional Sleeper

Selanjutnya

Tutup

Film

Kelihaian Tara Basro Berperan Multikarakter dalam Genre Film Berbeda

22 November 2018   04:10 Diperbarui: 22 November 2018   05:25 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tokoh yang menarik, unik, dan mampu membuat penonton terkesima bukan mutlak keberhasilan dari penulis skenario saja yang membuat karakter tokoh tersebut, akan tetapi salah satunya terdapat campur tangan dari pemeran tokoh alias aktor atau aktris yang memerankan tokoh tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) V Daring, aktor merupakan pria, sedangkan aktris merupakan wanita yang berperan sebagai pelaku dalam pementasan drama di panggung, radio, televisi, atau film. Akan tetapi, pada kenyataannya di Indonesia, seseorang biasa disebut aktor atau aktris merupakan seseorang yang memerankan tokoh dalam cerita di televisi dan film.

Aktor dan aktris  dituntut mampu memerankan ragam karakter tokoh. Mulai dari karakter yang hampir mirip dengan kepribadian mereka hingga bertolakbelakang. Mulai dari karakter tokoh yang baik hati hingga keji tak berperasaan. Mulai dari karakter yang bertipologi sanguinis hingga melankolis. Suatu hal yang sangat wajar. Tidak jarang juga jika mereka dituntut mengubah bentuk tubuh demi totalitas peran. Beberapa aktor atau aktris pun merasa tertantang kalau mendapatkan peran yang begitu berbeda dengan sifat asli mereka. Akan tetapi, suatu kebanggaan tersendiri ketika mereka dengan sukses memerankan karakter tersebut. Poin plus lagi jika mendapatkan sebuah penghargaan.

Nama Tara Basro memang sudah tidak asing lagi di dunia perfilman Indonesia. Aktris kelahiran tahun 1990 ini beberapa kali memerankan tokoh dengan karakteristik yang berbeda. Tercatat dalam laman Wikipedia, sudah 15 tokoh yang dia perankan dalam sebuah film.  Tara Basro mulai aktif di dunia perfilm-an pada tahun 2011, film Catatan (Harian) si Boy adalah film pertamanya. Mulai tahun 2014, nama Tara Basro mulai berseliweran di beberapa film. Tokoh yang dia perankan juga semakin beragam. Bahkan, di tahun 2015 silam, Tara Basro memenangkan kategori Pemeran Utama Wanita Terbaik dalam Festival Film Indonesia. Mari saya paparkan beberapa film dengan karakter berbeda yang diperankan oleh Tara Basro.

screenshot dari film Rumah dan Musim Hujan
screenshot dari film Rumah dan Musim Hujan
Pertama, dalam film Rumah dan Musim Hujan, Tara Basro berperan sebagai Adek. Film tahun 2012 ini merupakan film omnibus arahan sutradara Ifa Isfansyah. Film tersebut terbagi menjadi tiga bagian cerita dengan genre yang berbeda. Bagian yang menceritakan Tara Basro sebagai Adek adalah bagian tengah film yang bergenre horror. Tara Basro memerankan Adek sebagai remaja akhir yang berpenampilan sederhana. Unsur manja dari tokoh Adek begitu terlihat ketika Adek berbicara dengan tokoh Ibu. Aktingnya begitu natural, ketika Adek mengalami insiden dengan laki-laki asing yang mengakibatkan dirinya shock dan tertekan, Tara layaknya mengalami shock sebenarnya. Ekspresi wajahnya bisa terbaca kalau dia mengalami hal tersebut. Lamunan shock dia yang membuat penonton mati penasaran. Ketika adegan pertama film, Tara juga bisa memerankan bagaimana polosnya Adek ketika bahagia berkumpul bersama keluarganya . Di film ini, Tara mampu menyeimbangi akting dari lawan mainnya yaitu aktris senior Jajang C. Noer.

screenshot dari film Pendekar Tongkat Emas
screenshot dari film Pendekar Tongkat Emas
Kedua, Tara Basro berperan sebagai Gerhana dalam film Pendekar Tongkat Emas. Film ini lagi-lagi disutradarai oleh Ifa Isfansyah dengan genre film action kolosal. Dalam film ini, Tara mendapatkan peran antagonis bersama aktor multiakting Reza Rahardian. Sebenarnya, tulang pipi di wajah Tara sudah mendukung dia menjadi tokoh-tokoh antagonis pada umumnya. Kemudian ditambah dengan senyum picik dan intonasi berbicara yang ditekan. Penonton pasti akan gemas melihat kepicikan dari tokoh Gerhana.  Apalagi, Tara begitu lihai memerankan tokoh yang bermuka dua. Berperan menjadi Gerhana membuat Tara mengeluarkan sisi dewasanya, karena Gerhana diceritakan sebagai seorang wanita dewasa yang sudah matang. Dia juga berani melakukan sedikit adegan panas bersama Reza di film ini.

screenshot dari film a Copy of My Mind
screenshot dari film a Copy of My Mind
Terakhir, a Copy of My Mind menampilkan Tara Basro sebagai tokoh Sari. Dalam film bergenre drama dengan Sutradara Joko Anwar ini, Tara berperan menjadi wanita kalangan bawah di Jakarta. Semua serba susah, untuk bahagia saja sulit. Dia bekerja menjadi pegawai salon yang menyediakan perawatan facial. Tokoh Sari mempunya ketertarikan dalam menonton film. Bahkan Tara begitu natural ketika berakting terkagum-kagum melihat home theater dengan norak di toko eletronik. Ekspresi datar, layaknya mempunyai cobaan yang berat sekaligus begitu pasrah dengan kehidupan, mendominasi di film ini. Meskipun seperti itu, tokoh Sari merupakan wanita yang kuat. Bahkan cenderung self-righteousness menjalani hidupnya. Akting Tara begitu natural seakan-akan tidak dibuat-buat dan dipaksakan. Apa yang dia lakukan mengalir bagaikan air. Dia pun mampu menghadirkan jiwa-jiwa nakalnya ketika beradegan dengan lawan mainnya yaitu Chicco Jeriko. 

Ketiga film tersebut merupakan sample dari karakter-karakter tokoh yang diperankan oleh Tara Basro, ketika tokoh tersebut mempunyai karakteristik yang begitu signifikan perbedaannya. Tapi, Tara Basro tetap mampu menghadirkan tokoh-tokoh tersebut. Tara mampu memerankan Adek dalam film Rumah dan Musim Hujan dengan sifat yang sedikit manja sebagai remaja akhir, bertolakbelakangan dengan peran Tara sebagai Gerhana di film Pendekar Tongkat Emas. Tara mampu menghadirkan wibawanya menjadi seorang wanita dewasa yang licik begitu all out. Tak hanya sampai sana, Tarapun dengan natural mampu berperan menjadi wanita dari kalangan bawah yang hidup di Jakarta. 

Melalui pengamatan dari film-film di atas, ditarik kesimpulan bahwa Tara Basro merupakan aktris Indonesia dengan bakat akting yang mampu diajungkan jempol.  Mungkin Tara mempunyai pola tersendiri agar aktingnya mampu keluar maksimal menjadi tokoh-tokoh tertentu. Akan tetapi, eksistensinya masih kurang di kalangan masyarakat awam di Indonesia. Penghargaan-penghargaan yang diterimanya juga masih minim. Semoga saja ke depannya, masyarakat dan pihak penyelenggara festival film lebih menaruh perhatian kepada Tara Basro. Mungkin juga, Tara Basro bisa hadir dengan tokoh-tokoh yang lebih ekstrim dan menantang. Sukses terus Tara!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun