Perjalanan HPN tentu harus selalu dilakukan evaluasi baik internal maupun eksternal khususnya dalam rangka menciptakan peluang baru yang inovatif. Setelah adanya pemetaan kompetisi dan peluang untuk maju dan berkembang, tentu komunitas tersebut sudah dapat memperoleh rincian peluang bisnis yang potensial. Sehingga komunitas HPN dapat menggerakkan potensi yang ada dalam rangka peningkatan produktivatas kaum nahdliyin.
Respon cepat dari para pengusaha Nahdliyin untuk mengoptimalkan penggunaan digitalisasi dalam berbagai kesempatan, merupakan pilihan cerdas dari komunitas yang selalu menggunakan bersarung dan memiliki etika moral tinggi. Lebel kolot yang disematkan oleh mereka yang tidak paham terhadap sayariah kepada kaum nahdliyin, tentu dengan sendiri akan rontok dengan adanya kemampuan penguasaan teknologi digital modern yang oleh HPN.
Penguasaan teknologi informasi komunitas bersarung merupakan suatu keharusan di-era digitalisasi sekarang ini. Budaya santun dengan adanya tambahan pengunaan artivisial inteligent (AI) tentun akan semakin mudah komunitas tersebut dalam merambah dunia bisnis yang “halalan thaiyyiban warabul gafur” yaitu baik dan berguna bagi tuhuh dan sehat. Sehingga menjadi energi positif dalam pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan sejahtera.
Hijrahnya kaum nahdliyin tentu akan tetap memelihara nilai-nilai lama yang baik serta menerima nilai-nilai baru yang lebih baik lagi. Keterpaduan kebajikan tersebut, tentu akan membuat masyarakat akan lebih dinamis dalam perkembangan pembangunan jangka panjang. Pemanfaatan peluang yang lebih selektif tersebut, tentu tidak akan mengurangi nilai-nilai kebenaran hakiki yang telah terukir dengan baik dalam Al Quranul karim dan sunnahnya.
Kebenaran yang telah terukir dan tersimpan dengan baik di “lauhilmahfud” merupakan seluruh catatan kejadian di alam semesta, sehingga manusia sekarang ini dapat lebih mudah memaknai terhadap hukum Allah sebagai mana proses digitalisasi yang terjadi. Walaupun prosesnya tidak dapat kita bandingkan secara nyata, namun setidaknya telah dapat memberi gambaran bagaimana proses digitalisasi yang mampu merekam berbagai kejadian secara detil dengan teliti.
Berbagai catatan kejadian seperti kemungkaran, serta kesalahan akan mudah ditelusuri dengan membuka rekam jejak digital. Hal ini membuktikan bahwa sehebat apaun manusia menutupi kemungkaran tentu akan dengan mudah Allah Ajawajalla bukakan aibnya sehingga kezaliman tersebut terlihat secara terang benderang. Untuk itu sudah saatnya umat muslim melek teknologi, khususnya teknologi informasi digital yang sudah menjadi kebutuhan utama setiap manusia sekarang ini.