Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Rasa Ini Sebening Cintaku Padamu

3 Oktober 2020   15:07 Diperbarui: 3 Oktober 2020   15:13 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Bagiku cinta itu bening, sebening aliran sungai yang pernah kita lihat saat bersama dulu. Mungkin engkau masih ingat ketika pagi itu kita susuri jalanan ditepi pesawahan yang ada aliran sungai kecilnya yang terlihat begitu bening.

Apakah engkau ingat? Setelah lama kita tak bersua, hanya wajahmu yang tersimpan dihati dengan pakaian khas ketika pertama kali kita berjumpa, baju kemeja kotak-kotak biru lengan panjang, dan aku berkerudung merah marun.

Apakah engkau ingat ketika pertama kali kutatap kedua matamu? Sepasang mata yang terlihat  begitu tajam menatapku dengan penuh kerinduan, tatapan mata yang membuatku tertunduk malu karena kedua mata itu seperti tengah menguliti seluruh tubuhku, ada rasa jengah saat itu tapi yang kurasakan adalah sebaliknya. Sebab aku begitu menyukai tatapan mata tajam itu.

Apa engkau mendengarkan debaran jantungku saat pertama kali engkau dekap dengan penuh rasa, saat itu dunia terasa menjadi milik berdua.

Engkau pasti ingat ketika jemarimu dengan gemetar mengusap pipiku dengan penuh rasa, sebelum akhirnya engkau kecup keningku dalam haru karena bahagia bisa bertemu denganku di tempat itu. 

Apakah engkau masih ingat, saat itu aku menangis di bahumu, karena tidak menyangka bahwa Tuhan telah kabulkan doa ku, disaat aku begitu merindukan Lelaki pilihan hatiku.

Aku menangis, saat aku bisa mendengar detak jantungmu ternyata begitu seirama dengan detak jantungku. Dan aku ingat saat engkau berkata,"Jangan ada air mata saat kita bertemu, karena aku ingin melihatmu tersenyum bahagia saat sedang bersamaku,"

Bibirmu menghapus genangan di pipi, meyakinkan bahwa engkau adalah Adam-ku dan aku adalah Hawa-mu dan malam itu Tuhan menjadi saksi saat Adam dan Hawa kembali menyatu setelah sekian lamanya mereka dipisahkan karena kesalahan yang terjadi di masa lalu.

Bagiku cinta itu bening, sebening udara, tak terlihat tapi terasa akan keberadaannya. Demi engkau Adam yang sepenuhnya aku sadar, bahwa aku hanyalah salah satu bagian dari tulang rusukmu. Dengan sepenuh hati ijinkan kuserahkan segenap rasa dan cintaku hanya untukmu seorang

ADSN1919

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun