Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Angka Keramat

27 September 2020   14:12 Diperbarui: 27 September 2020   14:15 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ia sembunyikan air matanya disudut hati terdalam ketika goresan menjebolkan genangan dimatanya 

Lelakinya tidak pernah tau ada genangan  disana,  dia hanya  tau genangan yang  terlihat dimatanya, dia jaga biar genangannya tak keluar bagai menjaga kaca yang mudah retak

Ia selalu menahan seorang diri segalanya, rentetan diacuhkan, perlahan keberadaan seperti ditiadakan, angka keramat dianggap biasa demi menahan ada genangan yang terlihat

Angka keramat masih ia gores perlahan demi menjaga rasa bahwa dia ada, tak perlu kata pujangga recehanpun tak mengapa jika angka itu masih dianggap keramat

ADSN1919

Catatan tayang di Secangkirkopibersama.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun