Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Apakah Kau Tau di Mana Pelacur Itu Berada?

23 Agustus 2020   16:17 Diperbarui: 23 Agustus 2020   19:45 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Apakah kau tau ketika perempuan  yang sering kau panggil Pelacur itu, lebih sering menangis sendirian dari pada tertawa disudut malam?

Apakah kau tau ketika yang lain tengah terlelap dalam mimpi indahnya. Perempuan itu masih terjaga karena merasa dirinya begitu hina dihadapan Tuhan?

Apakah kau tau, aku lebih mengenal perempuan  yang dicap sebagai  Perempuan sundal perebut kebahagiaan orang?

Apakah kau tau bahwa sebenarnya tidak ada Perempuan yang bercita-cita untuk menjadi seorang pelacur, jika bukan karena keadaan?

Apakah kau tau? Ketika Perempuan  itu ingin menghentikan semuanya, mereka yang selama ini merasa sudah memilikinya, begitu enggan tuk melepaskan belenggu sehingga tawa cemoohan yang Ia terima, bersama  telunjuk yang selalu mengarah kepadanya.

Apakah kau tau jika Perempuan Pelacur itu, setiap malam membasahi bumi dengan air matanya sambil menengadahkan tangannya pada langit, untuk memohon ampun kepada Sang Pencipta?

Apakah kau tau? Jika  bunuh diri itu bukan perbuatan dosa maka dari dulu Ia sudah melakukannya?  

Apakah kau tau jika membunuh itu bukanlah perbuatan dosa, maka dari dulu Ia sudah membunuh orang-orang yang sengaja menjerumuskannya ke Lembah Nista?

Apakah kau tau? Jika dari balik kamarnya yang pengap itu, Ia mendapatkan setitik hidayah yang tidak disangka-sangka oleh Manusia lainnya?

Dan kini. Apakah kau tau jika perempuan itu sudah tidak lagi berada di dalam kamar pengapnya? Tempat yang dulu sering kau pakai untuk menjumpainya. Tempat yang dulu sering Ia pakai untuk tersenyum menyambut kedatanganmu dan yang lainnya, untuk menyembunyikan tangisan di hatinya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun