Lihatlah, seorang bidadari berjalan dan terus berjalan, meski tertatih perjalanan terus dilalui, tak peduli banyak tangan berusaha menarik, teguh berjalan di jalan sunyi.
Rasa lelah ia rasakan ketika cemoohan terasa  menikam, bagai angin menghempaskan daun kering dari tempatnya.
Â
Perjalanan terasa berat, ketika mulut-mulut mulai berkicau, mereka tidak tahu apa yang mereka kicaukan mereka hanya mendengar katanya dan katanya. Sungguh bedebah mulut-mulut tak berpagar.
Bidadari terus berjalan, setitik cahaya ia tuju, perjalanan panjang telah usai ia lalui, mata batin yang bisa melihat, ia berjalan tidak sendirian.