Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Secarik Kain Kafan di Buku "Jirih"

14 Juni 2020   10:11 Diperbarui: 5 Juli 2020   21:41 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum saya menulis, saya tekankan di sini biar tidak ada kesalah pahaman karena saya tidak bermaksud promosi, dengan penulispun saya tidak pernah bertemu atau kenal dekat, saya hanya ingin mengapresiasi karya teman-teman yang ada di sini. 

***

Saya salah satu penggemar cerita misteri, karena membaca cerita misteri itu mengasyikkan dan punya sesuatu yang mungkin hanya saya yang dapat  merasakan bukan rasa takut tapi ada sensasi lain kalau membaca buku misteri.  Tapi jangan sampai saya menonton film horror karena saya tidak suka mendengar suara musiknya yang selalu mengagetkan.

Kompasianer penulis cerpen misteri yang bukunya sering saya beli adalah pak Mim, beberapa tulisannya menjadi koleksi perpustakaan mini saya. Sekarang yang mau saya tulis adalah buku Jirih yang penulisnya seorang kompasianer juga yaitu G Lumakto. Saya tertarik memiliki bukunya karena yang utama adalah cerita  misteri atau horror dan membayar dengan harga yang tidak ditentukan dan 50% penjualan disumbangkan oleh beliau, pada mereka yang rentan secara ekonomi akibat Pandemi Covid-19 dalam bentuk sembako.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Ketika buku berwarna putih datang, saya penasaran dan langsung membukanya, biasanya saya berani membaca buku misteri meski tengah malam membacanya, tapi entah kenapa ketika pembatas buku itu  jatuh dan saya melihat secarik kain warna putih, hati saya langsung berdebar, tapi saya beranikan memegang dan menyimpan di halaman paling depan.

Tapi, ketika membaca halaman paling pertama yang dimulai bukan dari angka satu, hati saya agak ciut membaca tulisan yang di tulis pengarangnya tentang ikatan kain kafan  yang  ada di buku itu. Saya langsung tutup buku itu dan belum berani membaca halaman berikutnya. (Baru kali ini saya agak ciut membaca buku misteri).

dokumen pribadi diambil dari buku Jirih karya G Lumakto
dokumen pribadi diambil dari buku Jirih karya G Lumakto
Secarik kain yang dijadikan pembatas buku Jirih, membuat saya teringat akan kematian. Entah kapan itu rahasia Tuhan, tapi antrian itu ada akhirnya.

Kembali pada buku Jirih, saya penasaran ingin membaca lagi   dengan mengumpulkan keberanian, tapi kertas pembatas tidak saya lirik-lirik dan masih tersimpan di halaman depan.  Cerita dalam buku Jirih kumpulan cerita mini misteri, ceritanya memicu adrenaline dengan akhir cerita yang tidak di sangka-sangka. Setiap membaca buku Jirih pasti saya menoleh ke belakang, merasa ada yang ikut baca, Hehehe.

Penulis buku Jirih berhasil membuat saya degdegan dengan jalan cerita.  Itulah asyiknya membaca buku misteri takut tapi penasaran dan secarik kain pada kertas pembatas  mengingatkan saya bahwa setiap perjalanan pasti ada akhirnya. Oke deh saya tunggu buku selanjutnya. Salam Literasi

ADSN1919

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun