Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sepasang Mata dan Telinga

2 Juni 2020   09:09 Diperbarui: 2 Juni 2020   09:11 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi; Dictio.id


 *****
Tuhan telah memberikan sepasang mata dan sepasang telinga ketika menciptakan manusia, tujuannya agar mereka mampu melihat dan mendengar dari dua sisi yang berbeda.


Tapi kenapa mereka lebih memilih untuk berpura-pura tidak tau serta memilih untuk menutup sebelah mata dan sebelah telinganya? 

Aahhh tak habis fikir aku.

Saat ini Aku bagaikan tengah melihat sebuah rumah yang telah dikuasai oleh para pendatang, tuan rumah tersingkir dan hanya mampu berdiri didepan pintu, hanya mampu melihat kemeriahan di ruang tamu dari balik jendela tanpa bisa berbuat apa-apa.


*****
Hanya Aku dan Engkau yang mampu melihat mereka, mari kita bangunkan mereka semua, agar terbangun dari mimpi-mimpinya. 

Sayang,  mari kita kembalikan sebelah mata dan sebelah telinga mereka. Mata dan Telinga yang telah mereka buang di tempat sampah hanya karena tak mampu melihat dan mendengar cerita tentang Aku, Engkau dan Dia.

Sayang, mari kita pulihkan mata dan pendengaran mereka semua, agar mereka mampu mendengar yang semestinya mereka dengar dan melihat yang semestinya mereka lihat, tentang siapa Aku, Engkau dan Dia yang sesungguhnya.

ADSN1919

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun