Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bagai Sirip Ikan Beku

7 April 2020   12:12 Diperbarui: 7 April 2020   16:32 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untukmu,  cara bertahanmu bagai sirip ikan beku, tajam menoreh luka

Untukmu, melukai tapi tidak pernah peduli

Dan untukmu, pertontonkan ke publik terlihat baik-baik saja

Apakah kau tahu kebersamaan menoreh luka? Meski tak berdarah perih terasa

Untukmu  manis dimuka. Cukup sudah, Aku menyerah akhiri sandiwara 

Untukmu yang tak pernah sadar. Sadarkah kau panggung sandiwara  telah usai. Pengadilan Tuhan telah tiba. 

Pengadilan bukan untuknya tapi untukmu bermanis muka

Ya! untukmu yang bermanis muka. Aah sudahlah!

Biarkan aku hidup bersamanya

Adsn1919

Cat: puisi ini tayang di   secangkirkopibersama.com dengan versii berbeda 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun