Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Untukmu yang Tertitip Mata Hati

31 Januari 2020   08:39 Diperbarui: 29 Februari 2020   22:30 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi PixHere.com

Pesan untuk sahabatku  
Seorang wanita tertitip mata hati
Tak sengaja tertitip mata hati
Sudah saatnya aku petik kembali

Mata hati yang tersia-siakan
Bagai barang tak berguna
Sebelum murka Tuhan turun
Kubasuh dengan kesucian air murni

Kembali suci
Seperti awal kudapat
Tak kubiarkan sebutir debu menempel
Meski nyawa taruhan

Engkau yang tertitip mata hati  
Tak bisa menjaga mata hati
Ikhlaskan aku bawa kembali
Terpatri dalam jiwa

Tak akan terulang kembali
Kecerobohan dilakukan
Menitip mata hati
Pada orang yang salah

Tuhan, ampuni khilafku
Terbuai tipu daya syaitan
Aku kembali
Di jalan yang telah kau gariskan

Hanya sedikit manusia yang terbangun
Dari mimpi panjang yang membuaikan
Bangunkan aku Tuhan
Dari mimpi panjang melenakan

Aku bunuh masa silam
Teronggok tak berharga
Biar tikus gerogoti
Bagai bangkai tak bernilai

Meronce masa depan
Dengan roncean maha rindu
Mata hati terpatri di sanubari terdalam
Biar selamanya di ruang sunyi

Penghubung suara tak terdengar
Oleh anak-anak manusia
Terjaga dari lelap yang melenakan itulah yang mendengar

ADSN1919

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun