Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kala Senja

16 September 2019   14:52 Diperbarui: 16 September 2019   15:25 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok YourQuote

Kala Senja

Bertanya pada malam yang selalu datang ketika senja bercengkrama dengan jingga, mengapa ia tersingkir ketika malam melepas rindu dengan gemintang.

Kala Senja

Menunggu jingga meski datang sekilas, menggapai asa tak berbentuk, menanti sapa halus tentang kerinduan meluahkan rasa, mendekap keinginan, mimpi yang selalu hadir.

Kala Senja

Merasakan rasa yang tak seorangpun dapat merasa, kunci hati terbawa samudera, berkelana rimbunan kata cinta paling dalam.

Kala Senja

Menanti kata terucap yang dibawa hembusan angin,  kata sandi akan terucap menjawab sebuah penantian.

ADSN1919

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun