Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Surat Terakhir

3 Agustus 2019   19:54 Diperbarui: 3 Agustus 2019   23:33 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tiba di rumah sakit setelah 15 menit perjalanan dari rumah. Aku di arahkan oleh petugas rumah sakit ke ruangan paling belakang dari gedung utama rumah sakit itu.

Sampai di ruangan aku melihat tulisan  'KAMAR MAYAT'.  Badanku terasa lemas saat melihat tubuh lelaki yang sudah dua puluh tahun lamanya hidup bersamaku itu terbujur kaku di depanku. Tak terasa airmataku mengalir deras.

"Tuhan lebih menyayanginya, dia meninggalkan aku untuk selamanya, disaat aku ingin pergi meninggalkannya." 

Rintihku sambil melihat jasad yang terbujur kaku di depanku itu.

--------

Surat yang pernah kutulis untuk lelaki yang selama dua puluh tahun lamanya itu berstatus sebagai 'suami,' ku itu tidak pernah sampai ke tangannya. Seminggu setelah kematiannya, pelan-pelan misteri yang selama ini tertutup rapi, terbuka dengan sendirinya.

Ternyata dulu sebelum dia dan keluarganya itu datang melamarku, diam-diam mantan suamiku itu pergi menemui seorang dukun untuk mengguna-gunai aku dan juga keluargaku agar menerima pinangannya saat melamarku. Pantas saja waktu itu aku dan keluargaku  tidak mampu menolak keinginannya, disaat dia mengutarakan niatnya  untuk  melamarku.

Berdasarkan olah TKP yang di lakukan oleh pihak Kepolisian, akibat kecelakaan beruntun di depan hotel, di mana dahulu aku sering diajak berkencan oleh sepupuku, ternyata kematiannya itu di sebabkan oleh perbuatannya sendiri, sore itu dia dengan sengaja menabrakkan mobil yang di kendarainya ke arah mobil yang saat itu di kendarai oleh lelaki pengecut yang dulu pernah berjanji hendak menikahiku itu.

Pertengkaran antara (R) yang berujung pada perceraian dengan istrinya, ternyata turut membongkar aib nya ketika masih berselingkuh denganku dulu. Dan lelaki yang pernah menjadi suamiku, mengetahui dari mulut istri (R) bahwa suaminya itu ternyata pernah meniduriku di dalam kamar anak gadisku, di saat dia sedang tugas di luar kota.

Dan setelah lelaki yang pernah menjadi suamiku itu mengetahui perbuatan gilanya terhadapku, dia lalu merencanakan pembunuhan untuk menghabisi nyawa lelaki yang pernah membuatku patah hati, karena dia lebih memilih istrinya itu.

Berdasarkan saksi mata di TKP, sore itu, dalam kondisi marah, lelaki yang pernah menjadi suamiku itu memacu mobilnya saat berpapasan dengan mobil yang di kendarai oleh sepupuku. Hingga terjadi kecelakaan beruntun di depan hotel, tempat  dahulu sepupuku sering meniduriku di salah satu kamar hotel itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun