Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ku Tutup Rasa Luka dengan Luka

15 Mei 2019   16:41 Diperbarui: 15 Mei 2019   17:02 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rasa luka itu tak bersayat apalagi berdarah, tapi terasa perih. Sampai jantung ingin ke luar dari tempatnya bersama hati, terasa kencang detaknya. Ia ingin menemani hati terasa luka.

Seandainya jantung bisa keluar bersama hati, ia akan temani hati mencari obat, mengajaknya tertawa melupakan rasa luka.

Tapi aku bukan jantung, aku adalah aku, yang benci terbakar cemburu tapi engkau bermain-main dengan rasa cemburuku, pelan tapi pasti kau kumpulkan kayu demi kayu tuk bakar rasa cemburu.

"Aku tidak mau menyakiti dia, karena sama dengan menyakiti Tuhannya"

Tahukah engkau, kata itu seperti mata pisau yang mengiris sepotong hati. Rasa luka tak berdarah tapi akan ku buat ia berdarah dan sebenar-benarnya luka.

Akan kucabut dari tempatnya, ku bawa padamu sambil berkata, " Tuanku, hatiku sudah tak utuh lagi".

ADSN
Cirebon, 150519

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun