Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Kau Sebut Namaku

24 Maret 2019   10:30 Diperbarui: 24 Maret 2019   10:38 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Maaf, sekarang jangan sebut namaku, bibirmu gudang kebohongan, satu persatu terkuak, berusaha kau bungkus dengan kertas wangi bunga melati.

---

Sempat percaya dengan rentetan kata-kata membiru, setitik hati terasa kosong tak mau terisi, semakin berusaha meyakinkan semakin hati terasa jauh.

---

Kumohon jangan kau sebut namaku, memanggil namaku untuk di bawa ke dunia mimpimu, disana sudah sesak dengan para bidadari, jangan kau paksa aku untuk mengisi di sana terasa sesak dengan kata tak pasti.

---

Maaf, hapus namaku pada bulir-bulir mimpi indahmu, yang kurasa tak indah lagi, kejujuranmu melukai sepotong hati yang tak utuh.

---

Sekali lagi jangan panggil namaku, pergilah ke alam mimpimu, nikmati dunia yang tak nyata.

ADSN, 240319

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun