Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

[Catatan ADSN 51] Bukan Kertas Biasa

10 Januari 2019   22:00 Diperbarui: 10 Januari 2019   22:52 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir tahun ini sekolah kami mendapat kado tak terhingga, yaitu hasil akreditasi yang kami tunggu dengan harap-harap cemas, karena kami merasa persiapan kurang maksimal.

Jujur saja awal tahun pelajaran kemarin terasa sangat melelahkan, kegiatan yang terus menerus tanpa henti sangat menguras tenaga dan pikiran, yang terasa sangat berat adalah persiapan akreditasi.

Pikiran kami terbagi dengan empat kegiatan, yang kebetulan sekolah kami sebagai penyelenggara dan penanggung jawab semua kegiatan tersebut. Mau tidak mau persiapan akreditasi agak terabaikan karena kegiatan lain sudah ada jadwalnya dan jadwal akreditasi belum ada kepastian.

Persiapan akreditasi baru setengah jalan dan kami harus fokus pada empat kegiatan yang lain, saya dan guru-guru berusaha konsentrasi menyelenggarakan kegiatan yang sudah ada di depan mata, karena berhubungan dengan instansi lain yang bekerjasama dengan Dinas Pendidikan dan saya tidak mau menyia-nyiakan kepercayaan yang mereka berikan pada sekolah saya. Bagi saya semua kegiatan adalah moment dan pengalaman yang paling berharga.

dokpri
dokpri
Kembali ke Akreditasi, pengawas memberitahu, sekolah kami mendapat jadwal gelombang kedua, ketika itu hari Jumat siang, dan gelombang kedua dimulai hari Rabu, kami belum diberi tahu dan belum ada jadwal sekolah Karya Mulya 2 kebagian hari apa.

Bisa dibayangkan Jumat siang kami mulai lembur lagi, saya berpesan pada guru-guru bahwa kita berpikirnya mendapat jadwal Rabu dan Kamis, supaya mereka berlari mempersiapkannya.

Selama lima hari guru-guru terlihat tegang dan serius, ada rasa lelah karena hari Rabunya baru menyelesaikan kegiatan lain yang butuh tenaga dan pikiran juga, mereka hanya beristirahat sehari, saya memaklumi dan tidak memaksakan kehendak, kami bekerjasama apa yang guru butuhkan saya siapkan.

Tanpa saya suruh dan banyak mengatur, mereka mengerti sendiri dan tanggung jawab dengan tiap standar yang sudah menjadi tugasnya. Saya hanya memantau dan memberi masukan pada mereka.

Tekad kami mempertahankan predikat A walau kami merasa agak berat, karena standar nilai berbeda dengan terakhir nilai yang sekolah kami dapat, tahun ini minimal nilai 91 baru mendapat predikat A sedang dulu 86 sudah mendapat predikat A.

Walau terasa berat tapi saya harus optimis dan memberi semangat pada guru-guru bahwa kita bisa.

Benar dugaan saya, ternyata sekolah kami mendapat jadwal Rabu dan Kamis, dan saya tahu jadwal itu malam rabunya, saya sudah pasrah saja, yang penting kami sudah berikhtiar, semua kemampuan sudah kami kerahkan sampai titik penghabisan dan tenaga sisa, selebihnya kami serahkan pada asesor dan tentunya berdoa pada Allah SWT, apapun hasilnya itu yang terbaik, walau kami punya target nilai 91, tapi kami tidak mau ngoyo atau memaksakan diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun