Ayah, kau ajarkan arti sabar, ternyata sulit dan sakit, jika aku tak mendengar nasehatmu aku ingin berteriak sekencangnya, biar semua tahu sesak yang ku rasa, mengeluarkan petir dibalik awan, Â cerah menjadi redup diiringi topan penghancur keindahan berhias ketakutan.
*
Tapi aku ingat nasehatmu ayah, petir dan topan kembali kusembunyikan, biar pelangi terlihat bersama hangat sinar mentari, agar kulihat senyuman di sekelilingku, mendung dan hujan? Biarlah hanya aku yang merasakan.
*
Ayah, sabar itu berat tapi akan selalu kulaksanakan nasehatmu. Aku ingin sepertimu meski berat dan tertatih-tatih. Terimakasih ayah, karenamu aku tahu arti sabar.
ADSN, 141218