Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau Lupa Aku Ingat

19 Oktober 2018   14:22 Diperbarui: 21 Oktober 2018   09:24 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Apakah aku harus lupa, ketika pesonamu membakar hati, senyumanmu mengukir sanubari, sapaanmu halus mengusik gendang  telinga, maaf aku tidak bisa lupa. Biarlah engkau lupa, seperti hujan yang turun di musim kemarau. Melupakan senyum yang kau tanam di hati.

---

Apakah aku harus lupa, ketika tatapanmu menusuk jantungku, memanah bagai atlit panahan. Biarlah engkau lupa, bahwa tatapanmu menggores di hati.

---

Apakah aku harus lupa, ketika kau menatap malu, penuh harap tak kuasa kau berkata. Ah kenapa kau bersembunyi dalam diam, dari jauh aku menunggu tatapanmu. Biarlah kau lupa yang pasti aku selalu ingat, bagai rembulan yang selalu ada ketika malam menjelang.

---

Kau lupa aku ingat

Aku ingat kau lupa

Ahhhh sudahlah

---

ADSN, 191018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun