Apakah aku harus lupa, ketika pesonamu membakar hati, senyumanmu mengukir sanubari, sapaanmu halus mengusik gendang  telinga, maaf aku tidak bisa lupa. Biarlah engkau lupa, seperti hujan yang turun di musim kemarau. Melupakan senyum yang kau tanam di hati.
---
Apakah aku harus lupa, ketika tatapanmu menusuk jantungku, memanah bagai atlit panahan. Biarlah engkau lupa, bahwa tatapanmu menggores di hati.
---
Apakah aku harus lupa, ketika kau menatap malu, penuh harap tak kuasa kau berkata. Ah kenapa kau bersembunyi dalam diam, dari jauh aku menunggu tatapanmu. Biarlah kau lupa yang pasti aku selalu ingat, bagai rembulan yang selalu ada ketika malam menjelang.
---
Kau lupa aku ingat
Aku ingat kau lupa
Ahhhh sudahlah
---
ADSN, 191018