Mohon tunggu...
Apriani Dinni
Apriani Dinni Mohon Tunggu... Guru - Rimbawati

Biarkan penaku menari dengan tarian khasnya, jangan pernah bungkam tarian penaku karena aku akan binasa secara perlahan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kusibak Kunang-kunang

26 Juni 2018   17:01 Diperbarui: 14 Oktober 2018   19:44 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tadi malam ketika aku berjalan dalam kelam, kulihat cahaya kunang-kunang, terlihat indah, entah mengapa aku tak suka.

Kunang-kunang menemukan persembunyianku, padahal aku bersembunyi dalam kelam, aku ingin menyendiri.

Ku sibak cahaya kunang-kunang, aku berlari dan terus berlari terasa lelah dan lemah, aku ingin jauh dan bersembunyi, entah sampai kapan.

ADSN, 260618

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun