Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Malam Seribu Cahaya

18 Mei 2020   20:27 Diperbarui: 18 Mei 2020   20:48 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam hening malam, kau dengar hingar-bingar di sela tawang. Penghuni langit sibuk menampung rapal ayat-ayat suci, senandika penghuni bumi. Sekian warsa daksa berkubang angkara. Atma digerogoti noktah hitam buana. Pekat! Pekat yang sudah menahun bersemayam. Menanti nirmala di malam seribu cahaya.

Lengan Yang Maha Kuasa menggapai renta raga manusia. Luput dari netra, terlalu angkuh melihat nyata. Berpalin seolah Ia tak ada. Sedang Ia selalu dekat. Terlalu dekat pada nadi. Mengalir di tiap kesumba yang menghidupi insan bumi. Masih pantaskah kita berdiri. Dalam semestaNya paling hakiki.

Padamkan ego sejenak. Bacalah ribuan riwayat. Tertulis pada bilah-bilah lontar pun hikayat. Hidupkan nalurimu dalam sekali hentak. Resapi gema sabda suci. Biarkan tanggul-tanggul duniawi menghempas keinginannya bak narpati.

Di malam seribu cahaya...
Nikmati ampunanNya pada setiap hela nafas yang kau punya.


- Jakarta, 17 Mei 2020 -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun