Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Aksara yang Tersara Bara

25 Maret 2019   11:45 Diperbarui: 25 Maret 2019   11:52 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(images: pinterest)

Matamu begitu kaca. Bening dan ringkih. Pantulan pancarona milik semesta. Mengalir padanya sungai aksara, tempat rasa menerjemahkan diri sebagai bahasa paling cinta..... Hingga aku meloka tak ada habisnya. Padamu, yang gagah di bawah naungan bumantara. Pada sepasang netra, yang kau miliki sebagai suaka, bagi seluruh rasa yang kupunya...

***
Kupercikkan madah dalam tiap sajak. Sukses buatmu senyum sejenak, Lalu kau tuang segelas ombak, ah, sial! Seketika cinta berserak di segala tempat! Tersara bara di serambi aksara, punah sajak sebelum tercipta. Terhunus tajam candrasa sepasang netra, menghujam jauh ke dalam sukma. Membuat segala kembali sifar, yang sublim di antara musim-musim nestapa...

***

Duhai...
Lepaskan seluruh kertau, biar saja membabi buta!
Berlarian di selembar kertas bernoktah biram.
Terungku sebuah sajak, ode, puisi, atau apapun sebutannya...
Tentang kau,
Tentang aku,
Tentang yang punah setelah selaksa bulan bersama,
Tentang yang sirna saat swastamita,
dan tak kembali jelang mangata.

Kita.


- Jakarta, 21 Maret 2019 -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun