Mohon tunggu...
Mina Apratima Nour
Mina Apratima Nour Mohon Tunggu... Jurnalis - :: Pluviophile & Petrichor ::

IG @fragmen.rasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bendara Segala Rasa

18 Desember 2018   10:00 Diperbarui: 18 Desember 2018   10:05 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(images: Detroit Mercy Sites)


Di luar hujan deras. Kamu betah berlama-lama tinggal. Tanpa sepayung apapun, aku izinkan kau bermain sebentar. Bersama beberapa fragmen rasa dan asa. Di pintu-pintu kenangan dalam kepalaku. Kau buka satu-satu masa lalu. Ngilu! Derit pintu berbunyi salah satu. Seringaimu sekala pintu terbuka. Meringis aku seketika itu jua. Ah, kenapa harus memori yang itu???


***
Dalam satuan waktu yang lalu, kita pernah beramah-tamah pada segenggam mimpi dan seucap janji. Kau beri acaram pengikat diri. Layaknya sepasang merpati, berdua selalu tanpa pilu. Sayang, rencana Tuhan tak sejalan. Aku hanya sebuah singgah, untuk kau yang jenuh dan senang menyanggah. Tanpa spasi, tanpa koma, apalagi titik, kisah kita selesai tanpa paham apakah kasih pernah hadir kemudian salah.
***
Di luar hujan deras. Aku minta kau pulang. Tak lagi datang ke ingatan. Tiba tiba gelegar dalam dada.Ah, banjir airmata kan datang, rupanya.....
...
Selamat tinggal bendara segala rasaku.Purna lah segalamu. Bawa seluruh masa itu.
- Bawen, 14 Desember 2018 -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun