Mohon tunggu...
Sutrisno
Sutrisno Mohon Tunggu... Apoteker - Apoteker Komunitas

Entrepreneur tata graha akreditasi, sedang belajar di Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Tata Graha, Sisi Lain dari Media Promosi Kesehatan yang Sering Terabaikan

2 Oktober 2019   19:41 Diperbarui: 2 Oktober 2019   19:52 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahkan tidak sedikit yang melakukan pengadaan atas sesuatu yang belum dimengerti fungsi dan dilakukan tanpa kajian sama sekali. Secara mudahnya, ada tida aspek yang harus mampu kita integrasikan jika ingin mendapatkan output yang baik.

Pertama, kolaborasikan fungsi tata graha sebagai perpaduan antara estetika, media promosi kesehatan dan sarana keselamatan pasien (safety sign). 

Kita tahu bahwa pemenuhan tata graha untuk sebuah sarana pelayanan kesehatan bisa menelan bisa menelan biaya puluhan bahkan ratusan juta. Pengadaan atas seluruh instrumen tata graha hendaknya tidak meninggalkan tiga aspek : estetika, safety sign dan sekaligus menjadi media promosi kesehatan dalam rangka intervensi terhadap perilaku kesehatan masyarakat. 

Jika pengadaan tata graha pada sebuah sarana pelayanan kesehatan hanya berorientasi pada menghabiskan anggaran atau hanya sekedar memenuhi elemen penilaian yang ada dalam persyaratan akreditasi, yang akan terjadi adalah anggaran terkuras, branding sarana pelayanan kesehatan tidak terbentuk dengan baik dimasyarakat dan promosi kesehatan pun tidak akan berjalan efektif. Sekali lagi masyarakat kini dihadapkan pada banyak pilihan yang terbuka sangat luas. 

Jika yang kita suguhkan bukan sesuatu hal yang menarik, masyarakat akan cenderung asyik dengan smartphone nya daripada melihat perangkat-perangkat promosi yang Anda suguhkan. 

Tata graha bukan sekedar pada aspek pemenuhan kebendaan melainkan harus tersentuh ke aspek kegunaan dan estetikanya. Selama saya berkecimpung dalam pengadaan tata graha untuk akreditasi, sangat sering saya menjumpai "klien yang membeli dulu urusan (fungsinya) belakang" yang penting punya dulu.

Kedua, perhatikan dinamisasi gaya hidup dan kebutuhan masyarakat. 

Kita tidak lagi bisa bekerja seperti era sebelumnya. Pengadaan leaflet atau brosur saja tidaklah cukup menarik minat baca masyarakat. Masyarakat tidak lagi bisa "dipancing" hanya dengan brosur. Alih-alih menarik minat, brosur hanya menjadi sarana kipas-kipas pengunjung yang gerah menunggu lamanya antrian pelayanan. 

Disisi lain sebuah sarana pelayanan sebenarnya bisa menyediakan LED TV yang terkoneksi dengan Youtube untuk menayangkan video-video tentang promosi kesehatan, sosialisasi program-program fasilitas kesehatan kepada masyarakat. Hal tersebut juga berlaku pada penyediaan ruang menyusui (ruang laktasi), penyediaan arena bermain bagi anak, penyediaan sarana ramah difabel dan lain-lain semuanya harus benar-benar dilakukan sesuai dengan dinamika kebutuhan masyarakat. 

Penyediaan ruang laktasi yang baik dan nyaman akan bisa menjadi sebuah media bagi kita untuk melakukan promosi kesehatan, baik itu dalam bentuk poster, leaflet, brosur maupun sarana audio visual.

Ketiga, perhatikan modal sosial dalam masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun