Oleh : Apir Imami
Gaji pertama yang diterima dari majikan menimbulkan rasa haru yang tiada terkira. Meski tak seberapa tetapi mampu membuat hati senang. Sebagai tukang cuci motor dan mobil di bengkel Pak Rahmat yang berada di pinggir jalan yang cukup strategis.
Nanti, sekiranya sampai di rumah. Akan dibelikan segantang beras dan kebutuhan dapur. Ada tiga anggota keluarga yang menunggu di rumah, istri dan dua orang anak. Meski tak seberapa yang dibawa pulang, mudah-mudahan cukup memenuhi kebutuhan keluarga.
Di tengah perjalanan, saya berhenti di Kios beras dan warung. Membeli beberapa kebutuhan untuk memasak serta membeli roti dan gorengan.
Sebelum pulang ke rumah, saya berjumpa dengan dua orang ibu dan anak yang duduk bersandar di teras toko. Di hadapan mereka beberapa orang terlihat melintas. Sebagian orang memberi koin rupiah dan lembaran uang ribuan ke dalam kaleng kecil yang terletak di hadapan mereka. Ibu tersebut mengucap terimakasih kepada mereka yang telah bersedekah. Sedangkan anaknya mengelus perut dan tak sabar menunggu. Lirih suaranya, "lapar Bu ...," Ibunya menjawab, "sabar ya nak, nanti ibu beli makanan banyak untukmu."
Melihat adegan yang mengundang rasa pilu dan kasihan tersebut, saya pun mendekat. Duduk sejenak di hadapan mereka sembari menyisihkan beberapa makanan roti dan gorengan ke dalam plastik lalu merogoh saku baju dan menemukan uang Rp. 50.000 .
Plastik yang berisi roti dan gorengan segera diberikan kepada ibu tersebut kemudian disusul selembar uang lima puluh ribu.
"Bu, ini ada sedikit rezeki untuk ibu dan anak ibu. semoga bermanfaat," ucapku lemah lembut.
"Terimakasih ya nak, semoga Allah membalas kebaikanmu," ucap ibu tersebut penuh suka.
"Aamiin."
Saya pun mulai beranjak dari tempat itu. Suara penuh syukur dan keharuan dari ibu yang berkisar usia 40 tahun itu jelas terdengar. Tak kunjung berhenti ucapan Hamdalah dari mulutnya. Begitupula anaknya, mengusap buliran bening yang sempat muncul di sudut matanya. Dapat diperkirakan usianya sekitar 12 tahun.