Mohon tunggu...
Apir Imami
Apir Imami Mohon Tunggu... Lainnya - Pujangga yang mampir sejenak di dunia

Sirami jiwa dengan zikir pada Ilahi# Ibu dari seorang buah hati penyejuk jiwa# Long life education # Life is story # Fighter

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Era Digital dan Sosial Anak

29 Oktober 2020   06:48 Diperbarui: 29 Oktober 2020   06:55 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dulu, sebelum tahun 2005. Saat dunia digital dan tekhnologi belum merebak di daerah saya (Kerinci). Anak-anak memiliki tingkat sosial antar sesama sangat tinggi. Pergaulan dengan teman sebaya, kehormatan terhadap orangtua, dan kasih sayang terhadap anak di bawah usia mereka. Itu jelas sekali terasa. Di lingkungan keluarga, sekolah, atau tempat bermain. 

Sepulang dari sekolah, anak-anak yang berkisar usia SD-SMA akan melaksanakan belajar kelompok dengan teman. Apalagi rumah mereka saling berdekatan. Banyak sekali keseruan yang terjadi dalam kegiatan ini, seperti: bermain sambil belajar, melatih jiwa sosial, saling peduli antar sesama, dan rasa puas. Artinya saat ini adalah momentum bagi anak-anak untuk masuk ke dunia di mana mereka ditempatkan penuh perhatian antar sesama. Mereka belajar bagaimana cara saling menghormati dan menghargai serta saling menyayangi.

Selain itu, pendidikan agama anak di usia dini sangat penting. Tugas utama untuk orangtua. Karena melalui pendidikan tersebut sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial. Anak-anak mulai menjiwai nilai-nilai agama yang telah mereka pelajari dan menerapkan dalam dunia sosial mereka. Untuk menghindari pertengkaran, benci, iri, mengucilkan teman, merendahkan, dan mengejek teman.

Setelah masuk era digital, waktu itu saya masih SD. Sekitar tahun 2005 - sekarang. Aktivitas sosial anak-anak lambat laun semakin  bergeser. Kebiasaan yang saya jumpai di waktu saya masih kecil sudah termasuk langka atau bahkan memang tidak ada lagi. Rasa hormat kepada orangtua berkurang, sosial terhadap teman berkurang, penghargaan antar teman dapat dibilang sangat minim, dan etika mulai melemah. Yang menjadi perhatian utama mereka adalah gadget yang dibawa kemana-mana. Bersosial cukup melalui gadget dan kebiasaan menggunakan aplikasi medsos yang telah bertebaran sekarang. 

Bahkan anak PAUD-TK, juga termasuk penggemar gadget. Yah, sebagai orangtua diminimalisir saja. Dibujuk baik-baik  dibilang baik-baik.

Jadi, masuknya era digital saat ini berdampak positif dan negatif. Terutama sosial anak. Dampak positif di antaranya: anak mudah belajar lewat aplikasi gadget, mudah dihubungi, dan informasi cepat. Fasilitas yang bermanfaat sangat membantu pekerjaan terutama untuk kaum orangtua.

Dampak negatif di antaranya: sosial mulai menurun, kebiasaan belajar kelompok langka atau tidak ada, kehormatan terhadap orangtua menurun, dan penghargaan antar sesama kurang. 

Dampak negatif tersebut dapat ditopang dengan pendidikan agama. Untuk seluruh orangtua mari berikan didikan agama sejak dini agar akhlak dan sosial anak kita lebih baik. Serta menjadi teladan bagi sekitar dan generasi yang berkarakter bermartabat dapat dibentuk.

Sekian dari saya jika terdapat kekhilafan tinggalkan. Petiklah kebaikan yang terkandung dalam tulisan ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun