Mohon tunggu...
Maria Margaretha
Maria Margaretha Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Blogger.

Teaching 1...2...3. Knowledge is a power. Long Life Learner

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Jambi, kotaku kini

16 Juli 2015   08:03 Diperbarui: 16 Juli 2015   08:03 1013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Urusan dengan tempat kerja selesai. Saya tidak bisa menginapkan bu Lilis teman saya yang sudah seperti saudara ini di asrama, jadi saya sudah memesan lewat TRAVELOKA, satu kamar di hotel J8. Hotel tersebut ada di kawasan Talang Banjar, Jambi Timur.

Karena buta Jambi, saya bersyukur sekali mobil sekolah diizinkan mengantarkan saya. Jadi kami menginap di hotel J8.

Hotel ini sangat kecil. Sempit juga kamarnya. Tetapi jika kita hanya ingin tidur cukuplah. Sayangnya kamar yang saya pilih ekonomi, harga 95 rb terletak di lantai 3. Jadi, yah olahraga lah saya. Pemesanan kamar lewat Traveloka ini bisa saya sarankan bagi teman teman yang tidak punya gambaran mengenai kota yang didatangi.

Hotel ini tidak menyediakan sarapan. Namun air dalam botol 330 ml, tersedia di kamar saat kami check in, berikut handuk dan 2 sabun hotel mungil. Air minum bisa diambil di lantai 2, dalam dispenser panas dan biasa jika diperlukan. AC juga cukup dingin. Sayangnya untuk shalat, bu Lilis harus menggunakan ruangan terbuka di tengah lantai 3, karena sempitnya kamar. Kalau sendirian, bisa saja menggunakan tempat tidur untuk sholat. Yang terakhir ini dipilih bu Lilis, walau tidak sendirian dengan meminta saya agar minggir, sebab shalat di ruang tengah terlalu sepi malam itu.

Sorenya kami melakukan perjalanan pertama menyusuri Jambi. Dengan ojek kami bergantian menuju pempek Asiong, yang katanya adalah pempek terenak di Jambi. Saya yang pertama diangkut. Jadi saya sempat melihat-lihat sekeliling pempek Asiong itu. Ada beberapa merek lain di sekitarnya. Pempek Selamet, Pempek Sumsel, dan sejumlah nama lain yang tidak saya hafal. Ojeknya 10 rb sekali jalan.[caption caption="Ini Pempek dan sausnya, sama bu Lilis"]

[/caption]

Saya sudah sangat lapar sebenarnya, sehingga agak susah menahan diri saat pempek disajikan. Untuk saya ada beberapa jenis pempek yang baru saya lihat saat itu.

1. pempek panggang, bentuknya bulat, dipanggang seperti otak-otak, tetapi tidak dibungkus daun. Agak alot menurut saya. Saus pempeknya lumayan, walaupun menurut bu Lilis, setelah berbuka, menyebutnya tidak istimewa.

2. pempek keriting. Seperti mie, berbentuk bulat, pempek ini dimakan begitu saja, karena direbus tampaknya. Saya dan bu Lilis sempat memintanya digoreng.

3. pempek kulit. Saya tidak berani mencobanya. Penampilannya? Fotonya terbalik. Maaf belum bisa merapikannya.

Setelah mencoba pempek Asiong, kami mencoba menggunakan taxi di Jambi. 

Ya, di Jambi ada taxi juga. Berargometer. Tarif buka pintunya Rp. 7000. Ternyata dari Pempek Asiong menuju hotel kami di J8, argometer hanya bergerak sangat sedikit, hanya Rp. 8800. Karena saya dan bu Lilis memesan menggunakan telepon, kami membayar tarif minimum yaitu 25 rb. (Jadi ingat grab taxi kalau begini. Coba nge-Grab gratis kan? hahahahahaha)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun