Mohon tunggu...
Cerpen

Kun Fayakun, Jadilah! Maka Terjadilah Ia

21 April 2019   21:22 Diperbarui: 21 April 2019   22:39 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto ini diambil saat pemberian materi

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayahnya. Saya dapat menyelesaikan cerpen yang saya buat, ya mungkin ini perdana banget bagi saya menulis didalam Blog, mungkin masih ada kata - kata atau kalimat yang kurang rapih mohon di maklumi ya blogger. Semoga ada manfaatnya setelah kalian baca.

Saya tak pandai untuk merangakai kata - kata karena aku bukan Dilan. Aku hanya pandai membuatmu bahagia*Ashiaappp 

Entah harus bagaimana ku ceritakan disini. Dengan niat dan keikhlasan aku memulai menulis dengan mengucapkan.

Bismillahirohmanirohim, Kun Fayakun

Sedikit bercerita tapi memiliki kisah pengalaman. Tak ada yang perlu untuk dikenang, karena mengenangnya itu menyakitkan. Eitss tapi tunggu dulu ada quotes yang mengatakan "Sesungguhnya saya tidak takut akan hal kehilangan, namun yang aku takuti adalah kenangan" -Untuk Dira

Dan disini saya ingin berterima kasih kepada Kompasiana.com yang telah memberikan ilmu kepada anak - anak milineal yang ingin berkarya dan untuk Festival Literasi Purwakarta yang telah mengadakan acara Workshop Menulis & Blog bersama Kompasiana.

Awalnya aku ragu dan tidak percaya diri untuk mengikuti acara Workshop tersebut. Tapi disini aku memberanikan diri untuk datang ke acara tersebut. Acara ini yang aku tunggu - tunggu selama ini. Mencari kesana - kesini dengan semua info tentang dunia kepenulisan, ya tanggal pada (21/04/2019) yang dimana hari itu bertepatan dengan hari Kartini. Disini saya mendapatkan ilmu dan menambah wawasan saya dalam dunia kepenulisan. Balik lagi dehh dengan persoalan kenapa tadi aku bilang ragu? 

Karena aku berpikir pasti susah, pasti disuruh ini itu, dan punya kendala wahh laptopnya lagi gk bisa diajak kompromi nih gimna dong, yahh semua pikiran bercampur aduk. Tapi keraguan itu aku hilangkan dan berpikir lagi "Tidak ada kesempatan untuk kedua kali, selagi ada kenapa tidak" disitu pun ada semangat dari ibu saya dan mengatakan "Raih cita - cita mu jika itu jalan mu lakukan lah, semoga bisa bermanfaat." Tekatku untuk mengikuti acara Workshop ini semakin membara. Seperti api dalam cinta

Bismillahirohmanirohim
Pagi yang cerah untuk meraih cita - cita yang cerah. Seperti hadits masyhur yang non-terminologis, menyebutkan "Tuntutlah ilmu sampai ke Negeri Cina" maksudnya adalah carilah ilmu hingga Negeri Cina, karena mencari ilmu wajib bagi umat muslim.

Menurutku,menulis adalah sebuah karya yang menciptakan perasaan, perasaan yang memiliki makna tersendiri. Di dalam menulis kita bisa menuangkan ide dan pikiran kita, dan di dalam menulis juga bisa mengungkapkan isi hati kita yang sebenarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun