Mohon tunggu...
Hendrie Santio
Hendrie Santio Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang Serabutan

Seorang Serabutan yang mencoba memaknai hidup

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Apakah Esports akan Menjadi Ancaman bagi Olahraga Tradisional?

20 Maret 2020   18:54 Diperbarui: 17 Mei 2020   01:36 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perdana Menteri Denmark berkunjung ke markas tim esports Astralis, source : Win.gg

Data mengungkapkan bahwa kompetisi kejuaraan dunia League of Legends mampu meraup sekitar 58 juta penonton, hanya terpaut 70 juta penonton dari kompetisi NFL yang sudah berlangsung sejak satu abad silam. Data ini divalidasi dengan asumsi bahwa kompetisi NFL tidak begitu mendapat banyak penonton di luar Amerika Serikat. 

Angka ini menjadi pertanda baik bagi masa depan Esports di Amerika mengingat 61% dari jumlah penontonnya merupakan kelompok umur milenial akhir. Gambaran proyeksi yang lumayan menjanjikan mendorong banyak brand mapan seperti Coca-cola hingga Mastercard untuk mensponsori pagelaran turnamen esports ini. 

Tidak hanya dalam segi komersialisasi, Esports di Amerika juga cukup berkembang pesat di kalangan akar rumput. Sebagai negara yang mempunyai kultur olahraga berjenjang, Esports menjadi salah satu cabang olahraga yang populer di kalangan Collegiate. 

Collegiate merupakan jenjang kompetisi olahraga yang dikhususkan untuk sekolah-sekolah menengah dan universitas di seantero Amerika Serikat yang nantinya berkesempatan untuk menjadi atlet profesional melalui mekanisme draft pick sesuai kebijakan masing-masing liga. 

Untuk menyambut gegap gempita esports di kalangan peserta didik, beberapa universitas di Amerika Serikat seperti UCLA sudah memberikan beasiswa khusus untuk atlet esports. 

Lazimnya di Amerika Serikat, pemberian beasiswa kepada peserta didik merangkap atlet kampus menunjukkan tingkat prestise dari cabang olahraga yang diwakili. 

Beasiswa untuk calon atlet esports masa depan tidak hanya berhenti dari kampus saja, sejak tahun 2018 beberapa stakeholder dari esports collegiate sepakat untuk mendirikan lembaga asosiasi pewadah kompetisi Esports nasional yang kemudian di beri nama NACE alias National Association of Collegiate Esports. 

Sejak awal tahun ini NACE sudah berkomitmen untuk memberikan beasiswa total sebesar 16 juta Dollar yang akan dibagikan di 200 kampus di seluruh wilayah Amerika Serikat.

Berdirinya Federasi Esports Eropa

Sementara Esports di Amerika mengakar subur di akar rumput, di Eropa beberapa stakeholder dan figur-figur esports terkemuka berupaya membawa kepentingan pemasyarakatan esports yang diwacanakan dapat sampai kepada meja-meja perundingan politik di gedung parlemen.

Berawal dari pertemuan di Lausannne, Perancis dan Berlin, 12 perwakilan dari pemangku kepentingan federasi esports negara-negara Eropa sepakat untuk mendirikan lembaga nirlaba yang diberi nama European Esports Federation (EEF). 

Dalam beberapa poin kesepakatan, memang masih ada poin normatif seperti "mengatur regulasi kompetisi esports yang melibatkan negara-negara anggotanya", dimana untuk mempermudah pembahasan mengenai hal ini, EEF secara khusus juga mengajak beberapa Tournament organizer terkemuka seperti ESL dan freaks 4u gaming. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun