Mohon tunggu...
anzani asharykaloko
anzani asharykaloko Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UIN Sumatera Utara.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kebencian, Emosi dalam Diri Manusia sebagai Lambang Ketidaksukaan

29 November 2019   16:39 Diperbarui: 24 Juni 2021   21:32 1863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebencian, Emosi dalam Diri Manusia sebagai Lambang Ketidaksukaan (unsplash/caleb-woods)

Adakah orang yang Anda benci? Siapakah gerangan dia yang kamu benci? Apa yang menyebabkan Anda membencinya? bila ada segeralah singkirkan rasa benci tersebut, mengapa? Karena sesungguhnya sifat membenci orang lain adalah sifat yang sangat merugikan diri sendiri.

Berdasarkan situs Merriam Webster, "benci adalah permusuhan dan kebencian intens yang biasanya berasal dari rasa takut, marah, atau rasa terluka." Seringkali rasa benci tersebut berlanjut dengan munculnya hal-hal buruk kepada orang yang dibenci. Jika diperhatikan kembali, kebencian merupakan sesuatu yang normal dan manusiawi walaupun sebenarnya hal tersebut merupakan sikap negatif.

Dikutip dari akun youtube content creator Gita Savitri, dikatakan bahwa "perbedaan kebencian dengan sikap negatif lainnya dapat diidentifikasi dari tujuan emosionalnya." Kebencian memiliki tujuan emosional lebih kompleks dibandingkan dengan yang lainnya. Seperti misalnya rasa marah.

Baca juga :Ruang Media Sosial Menjadi Ranah Ujaran Kebencian

Rasa benci dan rasa marah memiliki tingkat kompleksitas yang berbeda. Rasa marah mempunyai tujuan emosional untuk menyampaikan segala perasaan mengganjal di hati yang terkait dengan sikap buruk seseorang melalui verbal dengan cara mengkritik, sementara rasa benci lebih kepada perasaan tidak suka, permusuhan, dan antipati kepada orang lain. Biasanya rasa benci lebih sering dipendam, tetapi akibat yang ditimbulkan kedepannya bisa menjadi lebih fatal.

Ketika seseorang yang kita benci sudah melakukan hal-hal yang baik kepada kita, namun rasa benci yang ada tidak semerta-merta bisa hilang. Mengapa? Karena pada hakikatnya, rasa benci yang telah lama bersemayam di dalam diri kita mempengaruhi kita sehingga apapun yang dilakukan orang tersebut akan selalu salah dimata kita.

Adanya kebencian yang mendalam menyebabkan kita menginginkan agar hal-hal buruk terjadi kepada seseorang yang kita benci. Bisa jadi kita ingin melihat dia yang dibenci merasakan hancur, gagal, merusak reputasinya, mempermalukan dia dan bahkan yang lebih ekstrem adalah membunuhnya.

Dalam hidup, tak bisa dipungkiri bahwa kita akan bertemu dengan orang-orang yang sepemikiran. Terkait dengan kebencian, tentu bukan satu atau dua orang yang menyimpan rasa tersebut. Hal ini menjadi menarik jika kita tidak suka dengan orang lain, kemudian bertemu dengan orang yang memiliki rasa benci yang sama kepada dia yang kita benci, maka akan terbentuk sebuah ikatan yang kuat dan biasanya akan muncul sebuah kerja sama.

Baca juga : Maraknya Ujaran Kebencian di Indonesia

Menurut penulis, bahaya dari hal tersebut ialah munculnya bentuk mempengaruhi orang lain untuk membenci seseorang. Hal-hal yang berkaitan dengan hate atau kebencian itu tidak bisa dianggap sepele, sebab efek yang ditimbulkan dari rasa kebencian bisa bermacam-macam.

Berdasarkan piramida kebencian, ada lima level kebencian dan macam-macam aksi yang bisa dilakukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun