Mohon tunggu...
Anzal Rachman F
Anzal Rachman F Mohon Tunggu... Penulis - Joni

Aku seorang Anzal

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Absurdisme Itu Nyata

8 Desember 2020   20:05 Diperbarui: 29 April 2021   08:10 2690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi merasa absurd di antara kerumunan orang. (sumber: pixabay,com/Free-Photos)

Absurdisme telah membawa kita untuk lebih mengenal diri kita sendiri. Karena absudism menjelaskan bahwa realitas diluar diri manusia adalah absurd.

Selagi kita masih mencari keluar diri manusia itu disebut absurd. Seperti halnya drama "Bald Soprano" dan "Endgame", tidak ada yang dapat dipahami dari kedua drama tersebut. Karena saya yakin kedua drama tersebut tidak mampu dipahami oleh orang-orang yang membaca naskahnya dan yang menontonnya. 

Drama absudism hanya ingin menegaskan bahwa "inilah kehidupan, seperti saat kamu menonton drama Bald Soprano dan Endgame".

Begitulah kehidupan tidak ada yang dapat dipahami secara pasti. Apalagi bila sudah menyangkut konsep 'waktu', atau masa depan, masa kini dan masa lalu. 

Tidak ada kepastian bahwa esok kita masih hidup atau tidak, bisa makan atau tidak, mendapat masalah atau tidak. Semakin banyak kita memastikan sesuatu, itu semakin absurd.

Albert Camus telah membuktikan bahwa kematiannya sendiri sangat absurd. Camus menyatakan bahwa batas keabsurdan adalah ketika kita belum memahaminya. Seperti, saat kita memastikan bahwa "uang adalah segalanya". 

Baca: Albert Camus, Tentang Absurd

Slogan itu benar bagi yang sedang membutuhkan uang. Namun salah, bagi orang yang sedang membutuhkan kasih sayang. Adanya dualitas telah menunjukkan absurd itu adalah nyata. Karena manusia adalah makhluk yang berada diantara dualitas tersebut. 

Bila manusia memastikan satu sisi, itu menjadi tidak absurd karena kita sudah berada pada suatu titik absolut. Dualitas menjadi hal yang banyak memicu peperangan, seperti paham kanan dan kiri yang menjadi titik awal suatu perpecahan dapat terjadi. 

Bukankah itu absurd? Karena telah memaksakan suatu kebenaran terhadap individu atau kelompok lain? Bila tidak menyetujuinya peperangan akan terjadi, itulah dampak negatif dari kebenaran absolut. Menganggap bahwa kebenaran yang dipercaya hanya berlaku dalam dirinya dan kelompoknya. 

Terkadang saya merasakan bahwa absurdisme berhubungan dengan Spiritual. Mungkin absudism adalah langkah awal dari pencerahan. Ketika kita menganggap dunia ini absurd, kita telah berada di langkah awal terbukanya gerbang spiritual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun