Pada hari Kamis tanggal 23 Juli 2020 lalu, di Istana Negara Jakarta, Presiden Jokowi telah meluncurkan Program Pemulihan Ekonomi. Pada acara tersebut disalurkan sejumlah dana bergulir untuk koperasi dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.Â
Presiden meminta jajarannya segera mengeksekusi kebijakan yang berkaitan dengan restrukturisasi dan relaksasi pinjaman bagi koperasi dan UMKM agar tidak terkena imbas dari pertumbuhan ekonomi dunia yang melamban.Â
Melalui bantuan ini, diharapkan bisa secepatnya membangkitkan kembali ekonomi masyarakat yang melemah akibat terkena dampak pandemi.Â
Perekonomian dunia yang belakangan ini mengalami penurunan, diakibatkan adanya pandemi Covid-19 yang telah melanda setidaknya 215 negara. Sejumlah lembaga bahkan telah memprediksi beberapa negara maju akan mengalami pertumbuhan minus akibat pandemi ini.Â
Untuk menghindari kelesuan ekonomi tersebut, maka pemerintah berusaha menyiapkan sejumlah kebijakan, salah satunya berupa pembiayaan untuk koperasi dan UMKM sejumlah 1 triliun di masa pemulihan ekonomi.Â
"Ini segera berikan kepada koperasi-koperasi agar dari koperasi juga diberikan kepada anggota- anggota pelaku usaha secepat-cepatnya," kata Presiden.
Pemerintah telah menyiapkan bantuan modal kerja produktif bagi 12 juta pelaku UMKM untuk membantu mengurangi beban mereka akibat pandemi.Â
Kepala Negara mengingatkan agar proses penyerahan bantuan dapat dilakukan secara efisien, cepat dan sederhana. Kecepatan mengeksekusi kebijakan yang berkaitan dengan kepentingan rakyat banyak sangat dinanti.Â
"Prosesnya sederhana dan cepat. Kita butuh kecepatan. Salurkan cepat dan sederhanakan prosesnya. Saya tidak ingin koperasinya tutup baru kemudian dibantu. Tidak ada artinya. Jangan menunggu," tandasnya di akun youtube Sekretariat Presiden.Â
Dengan adanya peluncuran program ini, besar sekali harapannya ekonomi rakyat akan segera pulih. Meskipun ekonomi dunia sedang menurun, setidaknya prediksi pertumbuhan minus tidak akan terjadi di Indonesia.Â