Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Penghapusan BBM Oktan Rendah, Benarkah Menjamin Ramah Lingkungan?

19 Juni 2020   20:28 Diperbarui: 19 Juni 2020   20:31 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar video Kompas tv

Wacana pemerintah untuk menghapus bahan bakar minyak dengan Oktan di bawah 91 yang berjenis premium dan pertalite sangat menggelitik. Jangankan beralih ke pertamax, dari premium ke pertalite saja masih banyak yang nggrundel. 

Sebagai ibu rumah tangga yang sehari-hari selalu menggunakan motor sebagai penyambung kaki, saya sangat keberatan jika wacana tersebut jadi diterapkan. Kalau alasannya hanya karena kurang ramah lingkungan, apakah tidak mungkin dicari solusi yang lain? 

Negara kita banyak orang pintar, lho, bukan yang ahli nerawang dunia gaib, ya. Akan tetapi benar-benar pintar menciptakan sesuatu yang bermanfaat, contohnya penemuan produk untuk mengurangi pencemaran udara atau apalah. Apa putra-putri bangsa tidak bisa diminta kerjasamanya untuk mengurai masalah ini?

Tangkapan layar video Kompas tv
Tangkapan layar video Kompas tv
Lha, kalau BBM yang digunakan harus dengan Oktan di atas 91, seperti pertamax yang harganya 9800, bagaimana dengan nasib rakyat kecil? Bukannya makin banyak masyarakat yang merasa tergencet? 

Saat ini saja masih sering saya temui motor keluaran diatas tahun 2018 yang masih antri premium, lho. Motor baru itu, apa nggak sayang kalau diisi premium? 

Secara teknologi, kan lebih bagus kalau motor baru itu diisi pertamax. Untuk merawat mesin juga agar tetap awet dan bagus. 

Selain itu, biasanya yang mampu membeli motor baru juga yang berduit. Jadi wajar, motor baru bahan bakarnya pertamax, atau setidaknya pertalite lah. 

Nah, nyatanya saya sering menemui motor baru masih antri premium. Kan memang harus menyesuaikan kantong, nggak tahu lagi kalau ada alasan lain, sih.

Kalau pun nantinya hanya diterapkan untuk roda empat, apakah tidak mungkin ongkos angkot juga naik? Lah, bagaimana nasib yang nggak punya kendaraan pribadi? 

Seperti kita ketahui sendiri, bahwa bahan bakar minyak ini sangat erat kaitannya dengan yang lain. Jika ganti jenis atau dinaikkan harganya, otomatis biaya transportasi naik, harga bahan makan pun pasti naik. Lah, gimana dengan nasib saya yang apalah-apalah ini?

Nanti pasti akan ada demo buruh lagi, menuntut UMR naik lagi, karena dinilai sudah tidak sesuai dengan standar biaya hidup. Jalanan dipenuhi orang demo, macet lagi, hadeeuuhh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun