Mohon tunggu...
Any Sukamto
Any Sukamto Mohon Tunggu... Penulis - Belajar dan belajar

Ibu rumah tangga yang berharap keberkahan hidup dalam tiap embusan napas.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Harta, Takhta, dan Wanita

16 Juni 2020   08:13 Diperbarui: 16 Juni 2020   08:21 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Pixabay.com

Harta dan takhta bukan jaminan seseorang hidup bahagia. Namun, cinta dan kasih sayang yang akan menjadikan semua asa terwujud.

Keyakinan itu yang digenggam Maya dan Juna saat memutuskan melangkah ke jenjang pernikahan. Perbedaan  akan menjadikan ikatan semakin erat, ketika dua sisi yang berlawanan disatukan, pikir mereka.

Maya adalah putri pejabat yang terhormat, sedangkan Juna adalah pendatang di kota Maya menetap bersama kedua orang tua dan ketiga saudaranya. Perkenalan mereka terjadi di kampus saat Maya menjadi mahasiswi baru salah satu perguruan tinggi.

Kecantikan dan keramahan Maya telah membuat Juna terpikat, hingga nekat mendapatkan perhatian Maya dengan segala cara. Tak peduli dengan apa yang ia punya, Juna selalu mendekati Maya.

Sebagai mahasiswa tingkat akhir, pemuda yang berasal dari kampung batik itu tentu lebih memiliki wawasan luas untuk menaklukkan hati perempuan seusia Maya. Terlebih Maya hanyalah seorang gadis yang lugu, dengan segala kepolosan dan budi pekertinya, ia akan menganggap semua orang baik dan tulus padanya.

Maya pun terjerembap oleh pesona Juna, ia jatuh cinta pada pemuda sederhana yang selalu menawarkan kebaikan untuknya. Beda usia bukan lagi masalah, Juna sangat mengerti dan memahami tingkah dan pola pergaulan gadis seperti Maya.

"Kamu mau jadi ibu dari anak-anakku nanti? Tak banyak yang bisa kujanjikan, tapi satu hal yang pasti kumiliki, jiwa dan ragaku akan selalu berusaha membuatmu tersenyum bahagia."

***

Janur pun dipasang melengkung di tenda depan rumah Maya. Ketiga saudaranya bahkan yang tertua belum ada yang menikah, tetapi justru Maya yang melangkah lebih dulu.

Kalau jodoh sudah bertemu mau apa? Gelar dan usia bukan masalah, kuliah bisa nanti setelah momong anak, pikirnya. Orang tua yang awalnya berat pun akhirnya menyetujui, akad pun dilangsungkan.

Juna memang belum mendapat pekerjaan yang mapan. Apa pun ia terima asal halal untuk rumah tangga barunya. Saat ada tawaran sebagai tenaga pemasaran di salah satu perusahaan makanan, sedikit pun  tak ia sia-siakan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun