Mohon tunggu...
Any Reputrawati
Any Reputrawati Mohon Tunggu... Psikolog - Seorang psikolog klinis yang menyukai perjalanan melintasi alam

Saat ini aktif bekerja sebagai Psikolog Klinis di RSJ Prof.dr. Soerojo Magelang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kala Keasyikan Membuat Ketagihan

21 Juli 2021   10:25 Diperbarui: 21 Juli 2021   11:38 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : dokumen pribadi

Sekolah daring ini juga membuat anak-anak lebih sering menggunakan gadged untuk mengerjakan tugas sekolahnya. Hal ini membuat anak-anak bisa mengakses berbagai informasi dan aplikasi media social, salah satunya TikTok ini. 

Aplikasi TikTok ini membuat anak-anak memiliki kegiatan yang asyik dan menyenangkan. Mereka bisa mengekspresikan diri dan merekamnya, kemudian menyaksikan kembali hasil rekamannya membuat anak-anak ini senang. Kebosanannya tidak bisa bermain di luar rumah bersama teman-teman, tersalurkan melalui aplikasi ini.

Ketagihanan ?

Durasi video TikTok yang pendek dan seolah sederhana itu dengan mudah dicerna dan diingat. Beberapa gerakan sederhana tampak kocak dan menyenangkan untuk ditirukan. 

Mereka mulai mencoba mengikuti beberapa gerakan TikTok dengan lagu-lagu yang juga sudah tersedia. Bahkan menjadi menarik lagi ketika kegiatan menirukan gerakan tarian di TikTok ini dijadikan sarana saling tantang (challenge) untuk saling mengunggah TikTok tarian yang sama. Hal ini yang membuat TikTok  menjadi kegiatan yang ngetrend saat ini, tertama di kalangan anak dan remaja

Bermain  TikTok menimbulkan keasyikan tersendiri sehingga membuat sebagian anak melalaikan tugas dan aktivitas lainnya. Tidak jarang mereka menjadi larut dalam keasyikan membuatnya sulit berhenti bermain TikTok. 

Suara musik yang terus menerus ia dengarkan menjadi terekam dalam memorinya begitu dalam, bahkan ketika tidak sedang menggunakan aplikasi TikTok. Musik  itu terasa terngiang-ngiang dalam ingatannya yang membuat badannya bergerak-gerak mengikuti suara music tersebut.

Pada kasus di atas, awalnya anak mengalihkan kebosanan dengan bermain TikTok sebagai kegiatan yang menyenangkan bahkan tampak menumbuhkan rasa percaya diri. 

Beberapa  rekaman TikToknya diperlihatan kepada saya. Lalu anak mulai minta dibelikan berbagai keperluan perawatan badan seperti lulur dan masker, yang masih dianggap wajar terjadi pada remaja perempuan yang mulai peduli dengan fisiknya. Karena semua masih dianggap wajar hal tersebut tidak terlalu menjadi masalah bagi orang tua.

Sekitar  dua bulan terakhir, terlihat anak mulai berjalan atau duduk sambil bergerak-gerak seperti sedang mengikuti gerakan tari yang ada di TikTok. Saat ditanya, ia mengatakan jika rasanya  mendengar suara musik TikTok di telinga sehingga selalu ingin mengikuti musik dengan tarian TikTok. 

Saat itu orang tua hanya mengingatkan anak agar hal itu tidak menjadi kebiasaan. Hingga tiba-tiba anak menjadi gelisah dan tidak bisa tidur. Ia merasa ketakutan dan cemas jika mengalami kegagalan. Ia mengatakan suara dan bayangan TikTok ada di otaknya seolah berjalan terus dan tidak mau berhenti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun