Mohon tunggu...
Anwarrovic
Anwarrovic Mohon Tunggu... -

Art Lover

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Behel, antara Medis dan Modis

1 Februari 2012   15:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:11 793
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Satu lagi penyakit latah melanda masyarakat kita. Namanya Behel (bracket atau kawat gigi), yang belakangan ini ngetren di kalangan anak muda, khususnya perempuan. Meski tak jarang kaum pria juga memakainya.

Pada awal nya,  behel diperkenalkan di dunia medis bertujuan untuk merapikan gigi yang tidak rata, tongos atau gingsul yang tak beraturan. Kini, sejalan dengan perkembangan jaman, behel berubah fungsi menjadi mode atau fesyen. Apalagi kini behel dihias dengan karet warna-warni. Ini jadi daya tarik tersendiri bagi (calon) pemakainya.

Tak ayal, mereka yang semula giginya sudah rapi, akhirnya ikut-ikutan (jadi latah) pasang behel. Biar tak dikatakan ketinggalan jaman lalu ikut arus, yang disebut mode.

Tapi tahu kah anda, jika pemasangan behel ini tidak menggunakan standar medis, bisa mendatangkan bencana bagi si pemakai. Maklum, behel atau kawat gigi ini adalah benda asing yang ditanam diantara gigi. Terbuat dari logam dan plastik kualitas tinggi dengan harga jutaan rupiah. Belakangan malah berkembang behel dengan harga terjangkau dan bentuknya sangat menarik. Celakanya lagi yang memasang hanya seorang tukang gigi (bukan orthodontic). Karena harga nya yang murah, tentu saja kualitas barang nya perlu dipertanyakan. Behel jenis ini mudah berkarat dan sangat berbahaya bagi kesehatan. Karena kawat berkarat ini sama saja dengan memasukkan racun kedalam mulut, biasa disebut intoksikasi.

Pemasangan kawat gigi yang tak standar medis, hanya akan mengubah posisi gigi. Gigi jadi goyang dan bisa menimbulkan iritasi, tempat deposit kuman. Kuman akan berkumpul dan berkembang bersama makanan. Yang terjadi kemudian, sakit meradang (karena gigi goyang), gusi merah dan berdarah. Dan itulah awal bencana.

Jadi, bagi mereka yang ingin pasang behel, hendaknya berfikir seribu kali deh. Mau ikut arus mode tapi sakit, atau pilih sehat.

Ada ilustrasi menarik tentang behel ini. Ketika nonton tayangan Comedy Project Trans TV, dan pas adegan lucu-lucunya..... kamera pun mengarah ke audien, apa yang terlihat? Ada tiga cewek (ABG) di deretan bangku paling depan (mereka semua bersebelahan) ketawa ngakak, mulut dibuka lebar-lebar. Yang terlihat adalah, mereka semua berbehel ! rupa-rupa warnanya...... Lucu dan geli ngelihatnya, dibanding lawakan itu sendiri. Apakah ini satu paket dengan skenario lawakan, entahlah.

Jangan minder punya gigi tak rapi dan 'tutik', methu titik (bhs Jawa; nongol sedikit). Syukuri saja, bisa jadi itu berkah. Lihatlah Bang Mali, Benjo (teamlo), atau Omas. Gigi mereka adalah aset yang mendatangkan rejeki.

Bagaimana pun juga, gigi Omas terlihat seksi, berkarakter, natural dan wajar ketimbang nereka yang berbehel (karena latah) sekedar mengikuti tren mode. Bravo Omas ting ting eh, tong tong...!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun