Mohon tunggu...
Anwar Saragih
Anwar Saragih Mohon Tunggu... Dosen - Dosen ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Peminum Kopi

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Split Ticket Voting Pilkada Simalungun 2020

7 Agustus 2020   12:32 Diperbarui: 8 Agustus 2020   09:38 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat suara dalam perhitingan di Pilkada serentak (KOMPAS.com/Fitri.R)

Punya popularitas dan branding saja tidak cukup, karena harus dibarengi dengan isi tas.

Bahasanya kira-kira kayak gini : "Kalau dia gak punya uang, ngapai dia maju calon bupati?".

Untuk itu ketika running di Pilkada Simalungun setidaknya harus ada modal simbolik yang ditampilkan menunjukkan bahwa kandidat tersebut itu mapan secara ekonomi.

Bisa pakai helikopter, atau mungkin kedepannya dengan simbol-simbol lain yang lebih menyita perhatian publik dan melahirkan opini : "Ini Raja Simalungun berikutnya".

Meski demikian, punya uang saja juga tidak cukup tanpa popularitas karena angka keterpilihan kandidat dengan politik uang di hari H pemilihan hanya sekitar 25%.

Artinya jika kandidat membagikan uang untuk 1.000 orang, maka output maksimalnya, dengan asumsi penyebaran tanpa dibarengi popularitas hanya akan menghasilkan 250 suara.

Angka itu berasal dari riset yang dilakukan oleh Peneliti Edward Aspinall yang diterbitkan tahun 2017 kala meneliti politik uang di Indonesia.

Dosen dan Pengamat Politik, Anwar Saragih.
Dosen dan Pengamat Politik, Anwar Saragih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun