Mohon tunggu...
Anung Anindita
Anung Anindita Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa Indonesia SMP Negeri 21 Semarang

twitter: @anunganinditaaal instagram: @anuuuung_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ririe Fairus Berhasil "Survive" Atas Kenihilan Loyalitas Pasangan

19 Februari 2021   14:31 Diperbarui: 19 Februari 2021   15:00 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemberitaan mengenai perceraian atas dugaan perselingkuhan dalam keluarga kecil Ririe dan Ayus menyeruak di beberapa platform berita online dan media sosial. Nama-nama tokoh dalam konfik tersebut masuk dalam trending Twitter selama lebih dari satu hari. Pemberitaan mengenai masalah rumah tangga dan percintaan yang merupakan ranah privasi dirasa lebih menjual daripada isu revisi UU ITE atau kasus Corona yang belum mereda. Namun, yang mungkin terlupa adalah sosok perempuan cantik bernama Ririe Fairus. Disandingkan dengan nama-nama yang sedang diperbincangkan, nama Ririe justru tidak banyak mendapat lampu sorot. Padahal, Ririe nyatanya telah berhasil "survive" dari ketidakadanya loyalitas dari pasangan. 

Hah? Maksudnya?

Jika membicarakan perihal "percintaan" tidak bisa dilepaskan dari sejarah awalnya. Beribu, berpuluh ribu tahun lalu, para pemburu pengumpul hidup dan beranak-pinak dengan cara-cara alami yang bahkan belum mereka ketahui. Mereka hidup berpindah, berburu, mengumpulkan makanan demi satu hal, survive. Apakah saat mereka membutuhkan cinta saat memutuskan untuk melahirkan individu baru? saat itu, definisi cinta belum semodern saat ini, yang terpenting saat itu adalah pemburu betina yang memiliki rahim dan pemburu jantan yang memiliki kekuatan untuk mencari makanan. Bisa jadi, unsur pemilihan pasangan sebegitu realistis dengan tujuan lahirnya individu baru. 

Lantas, apakah pasangan mereka hanya satu? Tentu saja tidak. Jika pemburu betina butuh setidaknya tiga tahun untuk hamil dan mengurus anak hingga bisa mandiri, pejantannya bisa melakukan hal yang sama untuk melahirkan individu baru dengan betina lainnya dalam kurun waktu yang sama. Bahkan, mungkin saat itu, belum terpikirkan makna "pasangan, mencintai, atau kesetiaan" karena hal yang terpenting adalah bertahan hidup dan melahirkan individu baru.

Berarti, yang terjadi sekarang atau saat ini berhubungan ya dengan sejarah masa lalu? Oh, ya pasti. Akan tetapi, yang perlu dicatat adalah berhubungan dengan masa lalu bukan berarti harus sama seperti masa lalu karena adanya "perubahan". Artinya, bukan berarti kita menormalisasi "oh ya wajar sih selingkuh atau iya emang laki-laki ga bisa setia" karena realita zaman dahulu dengan sekarang juga berbeda. 

Maksudnya?

Jika zaman dahulu, memiliki pejantan yang mampu memberikan asupan makanan saat sang betina hamil dan memberikan perlindungan dari sergapan harimau merupakan unsur utama untuk survive, zaman sekarang hal seperti itu tidak sepenuhnya berlaku. Seseorang akan memilih pasangan tidak hanya sekadar mampu memberikan asupan makanan atau perlindungan dari sergapan harimau saja, melainkan adanya komitmen atau kejelasan tentang masa depan. Artinya, usaha untuk survive dalam hal percintaan antara beribu tahun lalu dan sekarang sangatlah berbeda.

Saat ini, perempuan ataupun laki-laki ketika memilih pasangan lebih mementingkan satu hal, komitmen. Dengan komitmen, akan ada ikatan dalam perjanjian yang dapat dilegalkan sehingga risiko ke depan dapat ditangani dengan mengedepankan aman. 

Dengan demikian, kembali ke kasus Ririe Fairus dan suaminya yang diduga mencederai unsur terpenting dalam hal percintaan zaman sekarang, tindakan Ririe menghakhiri hubungan dengan suaminya tersebut merupakan keberhasilan dalam bertahan hidup. Hal tersebut terbukti karena Ririe akhirnya bisa memilih untuk tidak mempertahankan keadaan yang membuatnya kehilangan akan rasa aman. 

Maka dari itu, sebaiknya kita bijak bertindak. Kita seharusnya mengerti ada ranah-ranah privasi orang lain yang sebaiknya tidak kita urusi. Kita perlu memahami bahwa ketimbang menghujat sisi sana-sini, dukungan sebaikan diberi untuk sosok Ririe. Karena sorot lampu pamggung tidak seharusnya untuk para pelaku saja, melainkan untuk seseorang yang berhak terang dengan status yang lebih tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun