Mohon tunggu...
Anung Anindita
Anung Anindita Mohon Tunggu... Guru - Pengajar Bahasa Indonesia SMP Negeri 21 Semarang

twitter: @anunganinditaaal instagram: @anuuuung_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyoal iBox: Standar Kesopanan Maksimal atau Konten Viral

27 Desember 2020   22:40 Diperbarui: 27 Desember 2020   23:28 300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laman TikTok, Twitter ramai membahas konten pelanggan iBox yang merasa bahwa pelayanan di offline store tersebut kurang maksimal. Asumsi alasannya adalah ketidaklayakan pakaian yang dikenakan pelanggan. Nah, sebenarnya apa sih standar pelayanan itu? Adakah korelasi antara pakaian dan tujuan pelanggan? 

Standar pelayanan atau yang dikenal dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) adalah proses terdokumentasi yang dimiliki perusahaan untuk memastikan bahwa layanan dan produk disampaikan secara konsisten setiap waktu (accurate.id).

Lantas apakah SOP ini memiliki standar yang sama persis untuk semua store? Tentu saja tidak. SOP perusahaan dibuat dengan kesepakatan internal. Setelah mengetahui adanya SOP, tentu poin keluhan pelanggan dalam konten viral tersebut bisa ditelaah, "apakah melanggar SOP atau tidak".

"Lhoh, ga bisa gitu dong, ini soal kesopanan."

Penting nih, sebelum komentar "sopan atau tidak sopan", didefinisikan terlebih dahulu. Menurut KBBI V, kesopanan adalah tingkah laku/ tutur kata yang baik. Adanya kata "baik, buruk" berarti ranah kata tersebut adalah di moral, ya, yang standar per personanya berbeda-beda. Supaya hal kesopanan ini definisinya menjadi akurat, dipergunakan suatu standar yang bernama SOP tadi. Artinya, kita bisa menilai bahwa karyawan tersebut melanggar atau tidak.

"Ribet banget sih, kapan bisa komentarnya?"

Nah, justru itu. Karena kita mikirnya ribet, kita jadi mengerti nih pernyataan yang harus diutarakan. Tujuannya adalah mewujudkan cita-cita orang yang seringkali berkata "jangan apa-apa dikasih panggung". Dengan kita selektif menaikdaunkan persoalan-persoalan tertentu, memungkinkan hal-hal viral lebih banyak yang bermutu. 

"Tapi, itu semuanya komplain lho!"

Hati-hati, ya, dengan penggunaan kata "semua". Kalau ternyata ada satu pelanggan yang puas dengan pelayanan atau menganggap pelayanan di tempat itu bagus, penyataan "semua komplain" bisa difalsifikasi. 

"Apakah ada hubungannya antara penampilan dan tujuan pelanggan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun