Mohon tunggu...
Anung SetioWati
Anung SetioWati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Me

Mahasiswi UMY

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Dari Kopi Aku Belajar bahwa yang Pahit Masih Bisa Jadi Inspirasi

22 Juni 2021   11:00 Diperbarui: 22 Juni 2021   11:26 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu petuah dari para pecinta kopi ini sudah tak asing terdengar di telinga kita. Bahkan sering kita dapati di poster-poster majalah online yang sering malang melintang dilayar handphone reader. 

Sejarah kopi di Indonesia dimulai pada tahun 1696, ketika ketika Belanda membawa kopi dari malabar India ke Jawa mereka membudidayakan tanaman kopi tersebut Di Kedawung sebuah perkebunan yang terletak dekat Batavia kala itu semua tanaman kopi yang ada di Indonesia merupakan jenis arabika (cofeea arabica).

Indonesia yang merupakan salah satu negara penghasil kopi terbaik dunia, tentu banyak berbagai jenis kopi yang dihasilkan,  dan lewat kopi pula jarak usia tidak jadi masalah untuk saling sharing bertukar pikiran, artinya kopi bisa di nikmati di semua kalangan usia muda maupun tua karna kopi tidak membedakan para penikmatnya.

Peluang bisnis kopi pun tidak disia2 kan nih oleh para pembisnis kopi. Seperti yang dilakukan oleh pemuda satu ini. Dengan berbekal ilmu, kreativitas, dan pengalaman yang di dapat dari beberapa teman terdekatnya. Ia berhasil mendirikan kedai kopi didesa Margotani Madang suku II OKU TIMUR SUMSEL. Walaupun kedai berdiri dikampung yang bisa di bilang, masih berkembang bukan berarti Semangatnya padam kan bukankah 'dimana ada kemauan disitu ada jalan'?

Pemuda yg bernama Muttaqin yang berumur 27 tahun ini terinspirasi oleh temannya yang bernama mas Adi Saputro yang pernah mengajaknya untuk mendatangi salah satu kedai kopi di daerah Jakarta barat . "  nah saya masih ingat saya di ajak di salah satu kedai kopo di daerha jakarta barat dan saya di pesanin kopi v60, lucunya sehabis minum kopi saya ngga bisa tidur dan anehnya pada malam berikutnya saya mengajak adhi balik ke kedai itu karna saya masih penasaran" ucapnya.

Dari saat itu Muttaqin sering nongkrong di banyak kedai dan berpindah -pindah dan akhirnya  tertarik untuk mencari tau tentang kopi,  dari alat untuk seduh kopi hingga biji kopi dari daerah barat hingga timur dan  membeli untuk mencari tau tentang kopi.

Dari situ lah awal mula muncul ide untuk membuka kedai kopi.

Kedai kopi ini dibuka mulai dari pukul 17:00 sampai jam 23:00 dengan bermacam macam seduhan kopi antara lain terdapat kopi Ijen, kopi Gayo, kopi Mandheling dan masih banyak jenis kopi lainnya dengan kisaran harga mulai dari  . Tetapi yang sangat amat digemari adalah es kopi susu. 

Dan dikedai  kedai kopi in kita i bukan hanya untuk sekedar ngopi dan ngobrol loh ternyata kedai kopi ini juga menyediakan buku untuk dibaca, jadi selain ngopi dan ngobrol kita bisa mendapat banyak relasi dan mendapat ilmu.

"Untuk Kendala mungkin lebih ke kantong mereka,  penikmat banyak tapi kantong masih pas-pas an, maklun kami buka di desa yang mayoritas penduduknya pendapatanya dari getah karet yang di jual perbulan dan mereka hanya mengandalkan itu," ucap Muttaqin.

Ternyata dengan adanya kedai kopi tersebut memiliki sisi positif yaitu menginspirasi banyak anak muda untuk peluang membuka usaha, meski mungkin mereka masih terkendala dengan modal tapi alhamdulilah mereka mulai mempunyai asa untuk membuka usaha.

"Harapan kami bukan hanya kami saja yang membuka kedai kopi dengan menu kopi asli tapi juga para pelaku usaha muda lainya bisa menhikuti jejak kami, dan menjadikan kopi sebagai jembatan untuk tidak saling membedakan suku,ras dan agama tapi dari kopi kita adalah satu. Untuk kesan tidak bisa kami ungkapkan dengan kata-kata, kami bersykur kepada Allah bahwa usaha kami meskipun di tengah pandemi kami masih bisa bertahan smpai titik ini." Ucapnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun