Mohon tunggu...
Dimar Wardani
Dimar Wardani Mohon Tunggu... Administrasi - Yakinkan dengan Iman Usahakan dengan Ilmu Sampaikan dengan Amal

pantang menyerah sebelum semuanya tuntas

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Hoax Detector, Seleksi Informasi Media Nasional Berbasis Digital Era Post-Truth

21 Februari 2019   13:42 Diperbarui: 22 Februari 2019   21:54 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan yang signifikan terjadi di era abad 21. Tidak terduga dan terbayangkan bahwa era zaman sekarang ini penduduk yang berpedoman bahwa abad sekarang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terlebih teknologi komunikasi telah menjadikan dunia seperti lingkungan tanpa jarak walaupun dalam tataran realitas sangat jauh jaraknya. Realita dalam perubahan ini sangat konseptual. 

Tidak jauh dari peradaban masyarakat Indonesia sangat relevan dalam menerima perubahan yang terjadi akibat arus globalisasi. Kehidupan yang mempengaruhi gaya hidup masyarakat seperti pekerjaan, kesibukan, makanan, mode pakaian, dan kesenangan memuat perubahan, dengan kepastian dari pengaruh kota-kota kecil, bahkan sampai ke desa. Pergantian bentuk-bentuk tradisional tergantikan dengan gaya hidup global.

Dalam pengaruh perkembangan saat ini membuat rentan pertumbuhan yang sangat mengkawatirkan. Dapat dilihat dari maraknya isu-isu yang tidak berlandaskan kebenaran. Kasus Hoax dalam cambridge dictionary (Hoaxes.org), hoax berarti tipuan atau lelucon. 

Dalam konteks budaya mengarah pada pengertian hoax sebagai aktifitas menipu (Hoaxes.org). Kurangya literasi dari pembaca tidak dapat memfilter lebih lanjut tentang berita atau artikel dengan kekosongan nilai atau berita dan artikel palsu, pembaca hanya akan menyetujui jika sependapat dengan ideologinya dan menerima mentah-mentah terhadap yang dibaca dan disetujuinya, di publish ke publik dan berjalan sesuai ritme yang sama, serta rejected oleh pihak yang tidak seidelogi. Pemaparan tulisan dengan faktapun akan di reject oleh pembaca jika tulisan tersebut tidak seideologi dengan pembaca (eprints.umm.ac.id).

Adanya penyebaran berita tanpa berlandaskan kebenaran berikut ada berbagai tahap untuk mengantisipasinya antara lain: 1) Tahap pertama adalah mengumpulkan konten secara otomatis, 2) memparsing konten. Paparan tadi merupakan pencegahan melalui dengan perancangan lunak untuk mendeteksi tipuan secara otomatis.

Detection Hoax

Hoax yang memuat istilah 'hocus to trick', dapat dikatakan hadirnya menyeluruh ke semua umat manusia. Dianggap sebagai tipuan dikarenakan untuk membujuk atau memanipulasi orang lain melakukan atau mencegah tindakan yang telah ditetapkan, sebagian besar dengan menggunakan ancaman atau penipuan (Hernandez, 2002:102-114).

Kemunculan informasi yang marak sangat rentan terhadap penggunaan media elektronik dan media massa. Sebagai khalayak banyak hoax bisa disebut dengan 'virus pikiran', kemampuan untuk mereplikasi diri, beradaptasi, bermutasi, dan bertahan dalam pikiran manusia. Dalam pikiran manusia dan memprovokasi individu yang terinfeksi untuk meneruskan ke individu lain.

Tercatat penduduk Indonesia sekitaran kurang lebih 132,7 juta orang menggunakan internet atau media sosial. Menurut data Kemenkominfo bahwa ada sekitaran 800.000 situs di Indonesia terindikasi sebagai penyebar informasi palsu (Republika.co.id). Menurut data UNESCO masyarakat Indonesia minat membaca, hanya 0,001%. Dari 1.000 orang Indonesia, Cuma 1 orang yang rajin membaca.

Riset World's Most Literate Nations Ranked oleh Central Connecticut State University pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat 60 dari 61 negara soal minat membaca.

Fakta kedua, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, lingkup ini mendapat urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun