Jumat malam kemarin saya mendapat amanah mengisi Kuliah Whatsapp disalah satu grup guru-guru yang anggotanya tersebar di seluruh Indonesia. Materinya masih tentang motivasi menulis. Nah, di sesi diskusi, muncul pertanyaan dari seorang guru tentang bagaimana caranya konsisten menulis.
Kalau kita belum terbiasa, masih pemula, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah milikilah alasan menulis. Apakah itu untuk mengikat ilmu dalan otak, mencari uang, memberi pencerahan/dakwah atau bahkan memburu popularitas. Silakan saja. Itu halal adanya. Seorang kawan saya di Banda Aceh dulu menulis untuk bayar uang kuliah, bayar uang kos dan makan sehari-hari. Lalu cerpennya menembus Kompas, karya-karyanya memenangkan lomba tingkat provinsi dan nasional. Mungkin kalau guru, saya katakan, Â tujuan menulis bisa misalnya untukk sertifikasi, mengejar angka kredit biar cepat naik pangkat atau sejenisnya. Kalaupun bukan demikian, menulis itu sangat positif bagi portofolio seseorang.
Kedua, kita harus meluangkan waktu khusus utk menulis setiap hari. Itu kunci persistensi (kegigihan) dalam berkarya. Sama seperti tilawah qur'an, kalau tidak dijadwalkan saya yakin one day one juz itu jadi hal yang mustahil. Tapi karena ada jadwal dan disiplin insya Allah bisa khatam membaca sebulan sekali. Begitu juga menulis. Set waktu terbaik kita misalnya sebelum subuh, sesudah subuh atau kapan saja sesuai selera dan kenyamanan kita. Lalu komitmen dengannya.
Selanjutnya, kalau belum terbiasa menulis apa yang bisa ditulis? Ini poin ketiga. Tulislah hal yang kita kuasai. Tulislah hal yang paling dekat dengan kita. Bagi guru, bisa membuat tulisan tentang serunya mengajar di kelas dengan segala tingkah polah siswanya. Di rumah, sebagai orangtua ada kerumitan sekaligus keasyikan mengasuh anak. Apalagi saat ini komunitas emak blogger sedang leading. Malahan sering dapat job mereviu produk lalu dibayar. Diundang ikut acara peluncuran produk tertentu lalu dapat goodybag, makan gratis dan voucher belanja. Bahkan sekaligus jadi buzzer di medsos
Last but not least, kalau tiba-tiba kita tidak disiplin, ingat-ingat lagi alasan/tujuan/motivasi kita menulis.
"Menulis itu sebenarnya sama dengan berbicara, hanya saja itu kau catat."
(Helvy Tiana Rosa)