Mohon tunggu...
Anugrah Roby Syahputra
Anugrah Roby Syahputra Mohon Tunggu... Administrasi - Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Ketua Forum Lingkar Pena Wilayah Sumatera Utara. Menulis lepas di media massa. Bukunya antara lain Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Staf Ditjen Bea & Cukai, Kemenkeu. Pegiat Forum Lingkar Pena. Penulis lepas. Buku a.l. Gue Gak Cupu (Gramedia, 2010) dan Married Because of Allah (Noura Books, 2014)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ode untuk Ismail Haniyya

25 September 2012   01:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:46 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sudah puluhan tahun penjajahan keji itu terus mencengkeram tanahmu
Sejak Ben Gurion memproklamirkan negeri yang lahir dari aneksasi itu

Ini bukan kali pertama darah tertumpah mengurai duka
Sebab derap Merkava memuntah rudal-rudal angkara sudah biasa
Kulihat bocah-bocah belajar tahfidz diiringi sesuatu yang berdentum-dentum
Juga peluru berebut berdesingan di sekeliling yang malah membuat senyummu menguntum

Entah mengapa api ghirahmu kian membara
Walau darah bercucuran membasahi tanahmu yang tandus
Walau isakan kepedihan terus berlolongan dari segenap penjuru Gaza

Tak ingatkah kau jerit luka yang menganga sejak pembantaian Qabiyyah?
Belum lagi nyawa yang meregang di Shabra Shatilla, Hebron dan Deir Yassin
Ah, cerita tentangmu memang selalu biru
Kisah semangat suci yang berselimut haru
Dan jalan sunyi yang selalu berdebu

Ketahuilah wahai penganut Talmud yang bersembunyi di belakang adidaya
Kami adalah generasi yang lahir dari rahim lingkaran-lingkaran rabbani
Sayatan luka di tubuh lebih kami cintai daripada dunia yang kalian takjubi
Kami adalah anak-anak muda yang lahir dari shaf pertama jamaah subuh masjid kampung kami
Bersiaplah kalian untuk mengulangi sejarah keruntuhan benteng Khaibar

Ketahuilah wahai kaum yang berlindung di sebalik Nitraria Retusa*
Jangan kaupikir derai airmata kami pertanda hamasah yang melemah
Tapi bulirnya adalah amunisi ruhiyah untuk melanjutkan Intifadhah
Jangan kaukira tetesan tertumpah membuat kami menyerah kalah
Sungguh darah syuhada membuat bumi kami semerbak wangi kesturi
Maka nantikanlah kehadiran Panglima Shalahuddin memporandakan kepongahan kalian.

Banda Aceh, 29 Juni 2010

NB:
Nitraria Retusa: Nama latin untuk pohon Gharqad, satu-satunya pohon yang memberi perlindungan pada bangsa Yahudi pada pertempuran akhir zaman antara Yahudi dan Kaum Muslimin ketika pohon dan batu-batu berbicara memberitahukan persembunyian Yahudi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun