Mohon tunggu...
antung apriana
antung apriana Mohon Tunggu... Administrasi - ibu bekerja dengan 2 anak

working mom with 2 children, blogger www.ayanapunya.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tentang Uang Kembalian dan Rezeki yang Disampaikan

14 Maret 2023   11:05 Diperbarui: 14 Maret 2023   11:17 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu yang lalu sepulang dari mengunjungi ibu saya, kami sekeluarga mampir ke salah satu rumah makan di kota saya yang letaknya tepat di pinggir jalan utama. Warung makan ini menjual ayam goreng dan soto ayam sebagai salah satu menu utamanya. Jujur setiap kali pulang kerja saya cukup penasaran dengan warung ini karena terlihat cukup ramai. Dan akhirnya kesampaian juga keinginan saya mencicipi makanan di sana.

Saat tiba di rumah makan, seorang pegawai menanyakan kepada saya pesanan kami sekeluarga. Saya pun memesan 1 porsi nasi ayam dan nasi bebek untuk suami dan anak sementara saya sendiri memesan soto ayam. Nah, rupanya di tempat makan ini sistemnya pelanggan mengambil sendiri nasi sementara lauknya nanti diantarkan kepada pembeli. Bagi yang makannya banyak hal ini cukup menguntungkan sih karena tidak ada tambahan biaya jika mengambil nasi dengan porsi besar.

Begitu menu dihidangkan, kami pun langsung menyantapnya. Sesuai dugaan saya, menu masakan di warung ini terbilang enak. Bahkan suami yang biasanya cerewet soal makanan juga mengakui kalau menu sotonya enak. Anak-anak saya cukup lahap makan terutama si bungsu yang terus-terusan minta disuapi dengan ayam goreng yang dibagi 2 dengan kakaknya.

Setelah menyelesaikan makan, saya pun menuju kasir untuk melakukan pembayaran. Kasir menghitung total pesanan makan malam kami dan menyebutkan angka yang muncul. "Enam puluh lima ribu rupiah," begitu katanya pada saya. Saya pun membuka dompet dan menyerahkan selembar uang seratus ribu pada kasir tersebut. Sayangnya ternyata mesin kasir tersebut tidak memiliki kembalian untuk uang saya.

"Mbak ada lima belas ribu nggak? Saya nggak ada kembalian?" tanya kasir itu kepada saya. Maksudnya meminta uang lima belas ribu itu agar dia bisa memberikan kembalian Rp. 50.000,00 kepada saya.

Saya menggeleng. "Nggak ada, Mbak. Memang di sini nggak bisa pakai QRIS?" Saya balik bertanya kepada kasir.

Kali ini giliran kasir itu yang menggeleng. Kasir itu kemudian menyerahkan uang lima puluh ribu kepada saya dan meminta saya menukarkan uang tersebut ke tukang parkir yang ada di pinggir jalan. Meski terdengar seenaknya, saya pun mengikuti saran dari kasir warung makan itu.  

Sebelum mendatangi tukang parkir, saya putuskan untuk membeli gulali dari seorang wanita tua yang berjualan di depan warung makan. Kebetulan anak saya sebelumnya sudah meminta saya untuk membelikan cemilan manis tersebut. Karena kebetulan saya sedang mencari uang kembalian jadi sekalian saja saya belikan gulali untuk kedua anak saya. 

Namun ternyata sama dengan kasir di warung makan, wanita penjual gulali juga tidak memiliki uang kembalian untuk saya. Harga dari gulali itu sendiri adalah lima ribu rupiah dan saya membeli 2 buah jadi setidaknya saya akan mendapat kembalian empat puluh ribu rupiah. Pada akhirnya saya pun mendatangi tukang parkir untuk memecah uang lima puluh ribu milik saya.

"Nggak ada juga, Bu," begitu kata tukang parkir saat saya menanyakan apakah saya bisa menukar uang kepadanya. Saya pun setengah curhat kepada tukang parkir tentang warung makan yang tidak memiliki QRIS itu sebagai pilihan pembayaran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun