Sarisih (42) TKW asal Lampung yang ditahan majikanya di Amman Yordania selama 15 tahun yang berhasil dibebaskan oleh pemerintah RI dan segera dipulangkan ke Indonesia, boleh jadi mewakili sebagian potret TKW yang bekerja di luar negeri. Sebelum Sarisih, sudah banyak TKW yang mendapati perlakuan serupa, bahkan lebih buruk. Sarisih bahkan tak mendapat kompensasi setimpal atas pekerjaanya. Beberapa kali berganti majikan, gajinya tak lebih besar dari rata-rata bekerja di Jakarta. Sungguh pilu nasibmu Ibu!
Kasus ini terungkap setelah putri Sarisih melapor ke pemerintah pada januari silam. Butuh waktu cukup lama untuk menemukan Sarisih, karena sang putri tak memberikan petunjuk pasti tentang keberadaan ibunya, bahkan dokumen-dokumen yang bisa membantu pun, tak ada. Akhirnya setelah 6 bulan melakuan penelusuran dan dibantu kepolisian Amman, tim direktorat PWNI dan BHI Kemenlu berhasil menemukan Sarisih.Â
Kisah Sarisih memberikan pesan bahwa bekerja di luar negeri sebagai TKW, tak menjamin gaji besar dan pulang membawa banyak uang. Justru yang terjadi bisa sebaliknya.Â
Namun, keinginan perempuan untuk membantu perekonomian keluarga juga tak dapat dicegah apalagi disalahkan. Seringkali kenekatan mereka berangkat ke luar negeri, berpisah dengan keluarga dalam waktu yang lama, demi memberikan dukungan ekonomi bagi keluarga. Menghidupi anak, mensekolahkan anak, dan menabung untuk kehidupan masa depan yang lebih baik.Â
 15 tahun berlalu. Sarisih yang kini berada di shelter KBRI Amman, mungkin bisa tersenyum, dan tak menyangka, segala penderitaanya akan berakhir....Â