Mohon tunggu...
Survivor9007
Survivor9007 Mohon Tunggu... Pelaut - Be Happy

Stay Happy

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Makananku Harus Selalu Manis dan Asin?

2 April 2018   11:53 Diperbarui: 2 April 2018   12:17 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kebanyakan produk-produk makanan dan minuman hasil industri memiliki rasa yang kuat pada manis atau asin. Setidaknya itulah rasa dominan yang saya kecap kala mengonsumsi soft drink atau snack yang saya beli dari minimarket. Ada yang manisnya kelewatan, ada pula yang asinya kebangetan. Padahal bagi saya pribadi, rasanya tidak semua orang menyukai kadar rasa seperti itu. Terlebih bagi mereka yang telah memiliki edukasi kesehatan yang cukup. Bahwa manis dan asin harus dikontrol, jika berlebihan tidak akan baik bagi tubuh, sesuai anjuran dokter. 

Namun tampaknya, sebagian besar industri makanan dan minuman (mamin) mungkin belum aware atau sensitif terhadap 'curhatan' konsumenya tersebut. Padahal saat ini, promosi-promosi kesehatan serta edukasinya kepada masyarakat sudah lebih baik. Jika dulu mungkin masyarakat cenderung awam terhadap apa itu diaebetes, hipertensi dan sebagianya, namun kini tidak lagi. Melalui kampanye kesehatan, iklan-iklan layanan kesehatan, dan artikel-artikel, masyarakat sudah mulai aware untuk menjaga kesehatanya, salah satunya selektif dalam urusan makanan.  

Tren inilah yang mestinya 'ditangkap' oleh pelaku usaha mamin. Meski tidak seluruhnya abai.  Sebab sudah ada pula industri mamin yang mengakomodir 'keinginan' konsumen seperti ini. Misal pada produk kopi instant,  ada industri yang membuat kemasan khusus seperti less sugar. Ada pula yang gulanya dipisahkan (dibungkus terpisah),  sehingga konsumen dapat mengatur sendiri kadar gula yang mereka mau.   

Kedepan penulis optimis tren makanan sehat akan semakin dipilih oleh konsumen. Sebab kampanye kesehatan, khususnya testimoni dari mereka yang telah divonis menderita penyakit tertentu, semakin masif dan semakin menggugah kesadaran masyarakat untuk hidup sehat. Salah satunya dengan selektif memilih makanan serta mengatur jumlahnya.

Apalagi kecenderungan masyrakat di perkotaan atau kaum urban, yang lebih banyak bekerja sebagai pegawai kantoran, yang aktifitasnya lebih banyak didominasi oleh duduk berjam-jam, kurang minum dan sedikit gerak. Tentu hal ini harus diimbangi dengan konsumsi makanan sehat dan olahraga cukup. 

Kesehatan merupakan anugerah dan pemberian tuhan yang paling berharga, lebih dari uang dan harta. Untuk itu pembangunan kesehatan bukan hanya merupakan tugas pemerintah semata, tetapi seluruh pihak, termasuk industri mamin. Apa artinya kampanye kesehatan oleh pemerintah, jika tidak direspon oleh industri dengan menelurkan produk-produk mamin yang baik bagi kesehatan. Demikian juga dari aspek masyarakat, apa artinya jika kampanye kesehatan yang massif, namun tidak sama sekali menggugah kesadaran mereka.

Kesehatan masih menjadi problem dan PR bangsa ini. Berkunjunglah ke rumah sakit, berapa banyak saudara-saudara kita yang terbaring lemah di atas tempat tidur mereka. Sebagianya harus kontrol rutin alias rawat jalan.

Menghadirkan makanan yang sehat, dan disipilin kita untuk mengonsumsi makanan sehat, berarti kita telah membantu diri kita dan negara, untuk mereduksi dan meminimalisir resiko penyakit yang mungkin bisa timbul akibat makanan berlebih dan tak sehat.

Salam sehat

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun